PM Solomon Tersinggung Ditawari Bantuan Dana Pemilu oleh Australia, Tuduh Canberra Campur Tangan
Pemerintah Kepulauan Solomon tersinggung dengan tawaran Australia untuk membantu membiayai pemilu, sementara perdana menteri menginginkan itu ditunda.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
![PM Solomon Tersinggung Ditawari Bantuan Dana Pemilu oleh Australia, Tuduh Canberra Campur Tangan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/perdana-menteri-kepulauan-solomon-manasseh-sogavare.jpg)
Dalam pernyataannya, Sogavare mengatakan pemerintah tidak mampu mendanai Pesta Olahraga Pasifik dan pemilihan pada tahun yang sama.
Pemerintah merasa tersinggung karena proposal tawaran bantuan Australia dipublikasikan saat pihaknya dalam proses membalas, lapor Al Jazeera.
Menyusul hal ini, Australia dituding mencoba mempengaruhi suara anggota parlemen terkait RUU penundaan pemilu.
Oposisi menilai usulan penundaan pemilu merupakan percobaan perebutan kekuasaan dan meminta bantuan Australia, sebagai donor terbesar Kepulauan Solomon.
Para pengunjuk rasa telah menyerukan Sogavare untuk mundur dua kali dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pada pemilihan terakhir.
Pemimpin itu berada di bawah tekanan setelah menandatangani pakta keamanan yang kontroversial dengan China pada April lalu.
Di bawah pakta ini, China bisa leluasa mengerahkan polisi bersenjata ke negara kepulauan Pasifik tersebut.
![Gambar ini diambil pada 30 Agustus 2022, menunjukkan kapal berlabuh di dekat pelabuhan Honiara di Pulau Solomon. Larangan cepat terhadap kapal militer asing yang berlabuh di Kepulauan Solomon berlaku untuk](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/solomon-island.jpg)
Baca juga: Tunjukkan Kedekatan di Pasifik, Cina Latih Bela Diri Polisi Kepulauan Solomon
Baca juga: Pemerintah Australia Berencana Buat Aturan Dorong Pemakaian Kendaraan Listrik
Sekutu Barat khawatir langkah ini bisa menjadi awal dari pembangunan pangkalan militer China di Kepulauan Solomon.
Sogavare menyangkal tudingan itu dan mengatakan itu tidak mungkin.
Pemimpin Kepulauan Solomon ini juga berulang kali mengkritik negara-negara termasuk Australia atas reaksi mereka terhadap kesepakatan dengan China, dan mengancam akan melarang jurnalis asing setelah liputan yang "merendahkan".
Sogavare akan mengunjungi Australia dan bertemu Perdana Menteri Anthony Albanese dalam beberapa minggu mendatang.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)