Pasukan Rusia Berhasil Dipukul Mundur, Ukraina Desak Barat Kirim Lebih Banyak Senjata Canggih
Presiden Volodymyr Zelensky mendesak Barat mempercepat pengiriman senjata canggih ke Ukraina di saat pasukannya sukses memukul mundur pasukan Rusia.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky meminta negara-negara Barat mempercepat pengiriman senjata di tengah kemajuan pesat pasukannya di wilayah timur.
Pasukan Ukraina saat ini tengah bergerak untuk mengkonsolidasikan kendali atas wilayah di timur laut yang berhasil direbut kembali dari pasukan Rusia.
Dengan mundurnya pasukan Moskow dari benteng utamanya di timur laut Ukraina pada Sabtu (10/9/2022) lalu, pasukan Ukraina berhasil merebut kembali lusinan kota.
Pergerakan mundur pasukan Rusia menandai kekalahan terburuknya sejak awal invasi.
Dilansir Reuters, seorang pejabat AS mengklaim Rusia telah menyerahkan sebagian besar wilayah dekat Kharkiv di timur laut.
Mereka juga disebut menarik banyak pasukannya untuk kembali ke perbatasan.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-202: Ukraina Rebut Kembali Wilayah, Rusia Berhenti Kirim Pasukan
Sejak awal invasi, Amerika Serikat dan sekutunya telah memberikan Ukraina bantuan persenjataan senilai miliaran dolar.
Kyiv mengakui senjata canggih dari Barat membantu mempertahankan diri dari serangan Rusia.
Dalam pidatonya pada Senin (12/9/2022) malam, Presiden Zelensky mengatakan Ukraina dan Barat harus memperkuat kerja sama untuk mengalahkan teror Rusia.
Keberhasilan serangan balasan Ukraina turut ditanggapi Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.
Ia mengatakan pasukan Ukraina membuat kemajuan signifikan dengan dukungan Barat.
"Apa yang telah mereka lakukan direncanakan dengan sangat metodis dan tentu saja itu diuntungkan dari dukungan signifikan dari Amerika Serikat dan banyak negara lain dalam hal memastikan bahwa Ukraina memiliki peralatan yang dibutuhkan untuk menuntut serangan balasan ini," kata Blinken selama konferensi pers di Mexico City.
Pekan lalu, Washington mengumumkan bantuan senjata terbarunya untuk Ukraina.
Pasokan itu meliputi amunisi untuk HIMARS dan sistem rudal permukaan-ke-udara NASAMS yang mampu menembak jatuh pesawat.
Zelensky mengatakan, Ukraina telah merebut kembali sekitar 6.000 km persegi wilayah yang sebelumnya dikuasai Rusia.
Tanah yang direbut kembali kira-kira setara dengan area gabungan Tepi Barat dan Gaza, di Palestina.
Diketahui, Rusia menguasai sekitar seperlima Ukraina sejak pasukannya menyerbu pada 24 Februari.
Tanggapan Kremlin
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan pejabat senior Kremlin bungkam atas kabar kekalahan pasukannya di wilayah timur Ukraina.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengesampingkan pertanyaan wartawan tentang apakah Putin masih memiliki kepercayaan pada kepemimpinan militer.
"Operasi militer khusus terus berlanjut. Dan itu akan berlanjut sampai tujuan yang semula ditetapkan tercapai," kata Peskov, Senin (12/9/2022).
Putin tampil di siaran televisi pemerintah Rusia pada Senin kemarin.
Dalam pertemuan terkait ekonomi itu, Putin mengatakan Rusia bertahan dengan baik dalam menghadapi sanksi Barat.
Baca juga: Menlu AS Sebut Pasukan Ukraina Buat Kemajuan Besar atas Serangan Balasan Terhadap Rusia
Baca juga: Rusia Sempat Kalah dari Ukraina, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov Mengkritik: Kesalahan Telah Dibuat
"Taktik blitzkrieg ekonomi, serangan gencar yang mereka andalkan, tidak berhasil," katanya.
Ketika ribuan tentara Rusia mundur, meninggalkan amunisi dan peralatan, Rusia menembakkan rudal ke pembangkit listrik.
Serangan tersebut menyebabkan pemadaman listrik di Kharkiv dan wilayah Poltava dan Sumy yang berdekatan.
Penembakan daerah pemukiman dan infrastruktur memicu kebakaran di kota sepanjang hari pada hari Senin, lapor layanan darurat regional di Facebook.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.