Setelah Telepon Putin, Sekjen PBB Sebut Peluang Perdamaian Rusia-Ukraina Sangat Kecil
Setelah bicara dengan Putin, Sekjen PBB Antonio Guterres menilai prospek perdamaian konflik Ukraina dan Rusia sangat minim untuk saat ini.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
![Setelah Telepon Putin, Sekjen PBB Sebut Peluang Perdamaian Rusia-Ukraina Sangat Kecil](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/zvz.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa prospek perdamaian konflik Rusia dan Ukraina saat ini sangat kecil.
Hal ini diungkapkan Guterres setelah melakukan percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu (14/9/2022).
Bersama Putin, Guterres membahas cara mengatasi hambatan ekspor bahan makanan dan pupuk Rusia.
Kendati demikian, ia mengakui bahwa naif jika percaya bahwa perang di Ukraina segera berakhir.
"Saya merasa kita masih jauh dari perdamaian. Saya akan berbohong jika saya mengatakan itu bisa terjadi segera," kata Guterres pada konferensi pers, dikutip dari SCMP.
"Saya tidak memiliki ilusi, pada saat ini peluang kesepakatan damai sangat minim," tambahnya.
Baca juga: Presiden Ukraina Zelensky Kecelakaan Usai Kunjungi Kota Izyum
Bahkan, kata dia, kemungkinan gencatan senjata "tidak terlihat".
Namun, Guterres menegaskan PBB tetap menjaga kontak dengan kedua belah pihak dan menyatakan harapannya akan ada diskusi tingkat tinggi terkait konflik ini.
Perjanjian terkait ekspor biji-bijian Ukraina dan pupuk dari Rusia yang ditengahi PBB dan Türkiye pada Juli lalu diperkirakan akan berlangsung selama 120 hari.
Sejauh ini, sekitar 3 juta ton biji-bijian telah diizinkan meninggalkan Ukraina.
Tetapi di sisi lain, Rusia mengatakan ekspor bahan makanan dan pupuknya terhambat sanksi Barat.
"Ada beberapa ekspor makanan dan pupuk Rusia tetapi jauh lebih rendah dari apa yang diinginkan dan dibutuhkan," kata Guterres, seraya menambahkan ada diskusi tentang kemungkinan ekspor amonia Rusia melalui Laut Hitam.
![Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sekretaris-jenderal-pbb-antonio-guterres1.jpg)
Amonia, bahan utama pupuk, diproduksi dengan menggabungkan nitrogen dari udara dengan hidrogen yang berasal dari gas alam.
Beberapa produsen pupuk Eropa telah berhenti memproduksi amonia karena melonjaknya harga gas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.