Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Kerahkan 300.000 Pasukan Cadangan ke Ukraina

Setelah Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi militer pertamanya, kini Rusia mengatakan akan mengerahkan 300.000 pasukan cadangan ke Ukraina.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Rusia Kerahkan 300.000 Pasukan Cadangan ke Ukraina
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Tentara Rusia berpatroli di teater drama Mariupol, dibom 16 Maret lalu, pada 12 April 2022 di Mariupol. - Rusia akan mengerahkan 300.000 pasukan cadangan ke Ukraina. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) 

Dia menambahkan bahwa dia akan memberikan status hukum kepada "sukarelawan" yang bertempur di Donbas dan memerintahkan peningkatan dana untuk meningkatkan produksi senjata negara itu.

Sebagai informasi, mobilisasi adalah tindakan pengerahan dan penggunaan secara serentak sumber daya nasional serta sarana dan prasarana nasional yang telah dibina dan dipersiapkan sebagai komponen kekuatan pertahanan keamanan negara untuk digunakan secara tepat bagi penanggulangan setiap ancaman, baik dari luar maupun dari dalam negeri.

Putin juga mengatakan Barat telah melampaui semua batas dalam agresinya terhadap Rusia, menuduhnya terlibat dalam pemerasan nuklir.

Presiden menambahkan bahwa Rusia memiliki banyak senjata untuk membalas ancaman Barat dan mengatakan bahwa dia tidak menggertak.

Baca juga: NATO Anggap Referendum Bagian Ukraina Untuk Bergabung Dengan Rusia Sebagai Dagelan Vladimir Putin

Pertemuan para pemimpin dunia di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York sebelumnya mengecam invasi Rusia ke Ukraina, ketika para pemimpin yang ditempatkan Moskow di daerah-daerah pendudukan di empat wilayah Ukraina mengumumkan rencana untuk mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia dalam beberapa hari mendatang.

Dalam langkah yang tampaknya terkoordinasi, tokoh-tokoh pro-Rusia mengumumkan referendum untuk 23 September hingga 27 September di provinsi Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia, yang mewakili sekitar 15 persen wilayah Ukraina, atau area seukuran Hongaria.

Beberapa tokoh pro-Kremlin membingkai referendum untuk wilayah yang diduduki sebagai ultimatum kepada Barat untuk menerima keuntungan teritorial Rusia atau menghadapi perang habis-habisan dengan musuh bersenjata nuklir.

BERITA REKOMENDASI

“Perambahan ke wilayah Rusia adalah kejahatan yang memungkinkan Anda untuk menggunakan semua kekuatan pertahanan diri,” kata Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia dan sekarang wakil ketua Dewan Keamanan Putin.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas