Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Istri Jurnalis Jamal Khashoggi akan Tuntut NSO Group atas Spyware Pegasus

Hanan Elatr, istri jurnalis Saudi yang terbunuh, Jamal Khasoggi sedang mempersiapkan gugatan di Amerika Serikat terhadap pembuat spyware NSO Group

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Istri Jurnalis Jamal Khashoggi akan Tuntut NSO Group atas Spyware Pegasus
The Guardian/Twitter
Hanan Elatr, istri Jamal Khasoggi, jurnalis Saudi yang terbunuh, sedang mempersiapkan gugatan di Amerika Serikat terhadap pembuat spyware NSO Group 

TRIBUNNEWS.COM - Istri jurnalis Saudi yang terbunuh, Jamal Khasoggi sedang mempersiapkan gugatan di Amerika Serikat (AS) terhadap pembuat spyware NSO Group.

Hanan Elatr mengklaim dia menjadi sasaran perangkat lunak Pegasus, yang merupakan perusahaan Israel.

Dikutip The Guardian, wanita berusia 52 tahun itu juga berencana menuntut pemerintah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) atas keterlibatan mereka dalam upaya yang dituduhkan untuk menginstal perangkat lunak di ponselnya.

Dia menerima dukungan atas usahanya mengumpulkan bukti untuk kasus-kasus dari Agns Callamard, mantan pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Callamard merupakan penyidik kasus pembunuhan itu dalam perannya sebagai pelapor khusus untuk pembunuhan di luar proses hukum.

Elatr, yang berada di AS tempat dia mengajukan permohonan suaka politik, sedang berusaha untuk mengambil dua ponsel, iPad, dan laptop milik suaminya yang diyakini dimiliki oleh pihak berwenang Turki untuk membantu kasusnya.

“Penting untuk membuat semua orang yang terlibat dalam kejahatan mengerikan ini bertanggung jawab," katanya.

Berita Rekomendasi

"Suami saya adalah pria yang damai. Saya percaya pada keadilan Amerika.”

Baca juga: Pejabat AS: Washington akan Amati Sikap Arab Saudi setelah Sanksi atas Pembunuhan Jamal Khashoggi

Pembunuhan Khasoggi disebut berkaitan dengan MBS

Khashoggi, seorang kolumnis untuk Washington Post, dibunuh dan dimutilasi di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.

Beberapa badan intelijen AS menyimpulkan bahwa pembunuhan itu disetujui oleh putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MBS).

Namun tuduhan ini dibantah oleh MBS.

MBS menggambarkannya sebagai “kejahatan keji” dan “kesalahan … yang dilakukan oleh pejabat yang bekerja untuk pemerintah Saudi”.

Pemerintah Saudi telah menuntut 11 orang karena melakukan pembunuhan dan menjatuhkan hukuman mati kepada lima orang, meskipun hukuman mati kemudian dibatalkan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas