Profil Mahsa Amini yang Kematiannya Picu Demo Massal Pada Puluhan Kota di Iran
Mahsa Amini, yang juga dikenal dengan nama Jina , adalah seorang wanita yang berasal dari kota barat Saqqez di provinsi Kurdistan Iran.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Kematian seorang wanita bernama Mahsa Amini yang tewas akibat dianiaya Polisi Moral Iran, belakangan telah memicu aksi protes besar-besaran di kota Kurdi dan menyebar ke 50 kota di Iran termasuk di ibu kota Teheran.
Wanita berumur 22 tahun dari keturunan Kurdistan itu awalnya didiagnosa meninggal dunia akibat gagal jantung, namun setelah ditindaklanjuti lebih lanjut ditemukan fakta bahwa Mahsa Amini tewas akibat dianiaya Polisi Moral Iran.
Hal inilah yang kemudian memicu para aktivis ham dan perempuan menggelar aksi demo massal.
Mahsa Amini, yang juga dikenal dengan nama Jina , adalah seorang wanita yang berasal dari kota barat Saqqez di provinsi Kurdistan Iran.
Mahsa sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Namun kakaknya yang bernama Armin Amini, meninggal dunia sebelum menginjak usia remaja.
Baca juga: Iran Tutup Layanan WhatsApp dan Instagram di Tengah Protes Kematian Mahsa Amini
Mengutip dari Vogue, kronologi bermula ketika Mahsa Amini dan saudara laki-lakinya, Kiaresh Amini mengunjungi Teheran pada Selasa (13/9/2022) untuk menemui keluarga.
Namun polisi moral menangkap Mahesa lantaran dituduh mengenakan jilbab yang tidak sesuai aturan.
Ibu Mahsa Amini mengungkap bahwa putrinya saat itu sudah mengenakan jubah panjang yang longgar seperti yang dipersyaratkan dalam hukum Iran.
Tak lama dari itu, Mahsa kemudian digiring oleh aparat ke pusat penahanan untuk menjalani arahan dengan menggunakan mobil van berwarna hijau dan putih yang menjadi ciri khas mobil patroli bimbingan.
Mahsa dijanjikan pulang selama beberapa hari kedepan setelah mengikuti arahan dari otoritas terkait.
Sayangnya Mahsa tidak dapat keluar dengan selamat dari pusat penahanan itu, ia justru dilarikan ke rumah sakit usai dinyatakan mengalami gejala stroke dan epilepsi ketika sedang berada dalam tahanan polisi moral.
Setelah dirawat intensif selama tiga hari, nyawa Mahsa tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (16/9/2022).
"Setelah 48 jam dirawat pada hari Jumat, pasien mengalami serangan jantung lagi, karena kematian otak. Meskipun upaya tim medis, mereka gagal untuk menghidupkannya kembali dan pasien meninggal." jelas posting Instagram diunggah rumah sakit Kasra, tempat Mahsa dirawat.
Baca juga: 17 Orang di Iran Tewas dalam Aksi Demo atas Kematian Mahsa Amini
Jenazah Mahsa kemudian dibawa ke kampung halamannya di Kota Haqqez dengan menggunakan pesawat kargo.