Update Perang Rusia-Ukraina: Rusia Dituding Gelar Referendum Palsu untuk Caplok Wilayah Ukraina
Konflik Rusia-Ukraina memasuki babak baru, kini Barat ramai mengecam referendum yang dianggap sebagai upaya Rusia mencaplok wilayah.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah perkembangan terkini perang Rusia-Ukraina, pada Sabtu (24/9/2022).
Empat wilayah yang dikuasai separatis pro-Kremlin dan pasukan Moskow telah memulai referendum untuk bergabung dengan Rusia.
Tindakan ini menuai kecaman keras dari para pejabat Barat.
Berikut update selengkapnya, dilansir Guardian:
1. PBB Yakin Rusia Lakukan Kejahatan Perang
Baca juga: Antrean Panjang Orang Rusia Ingin Kabur, hingga Ramai di Media Sosial Cara Melarikan Diri dari Rusia
PBB mengatakan para penyelidiknya telah menyimpulkan bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina, berupa pemboman wilayah sipil, eksekusi, penyiksaan dan kekerasan seksual.
Tim yang terdiri dari tiga ahli independen telah meluncurkan penyelidikan awal untuk memeriksa wilayah Kyiv, Chernihiv, Kharkiv, dan Sumy.
Mereka dilaporkan, "dikejutkan oleh sejumlah besar eksekusi di area yang kami kunjungi".
"Tanda-tanda yang terlihat dari eksekusi pada tubuh, seperti tangan diikat ke belakang, luka tembak di kepala dan digorok leher."
2. Antrean untuk Keluar dari Rusia
Antrean panjang kendaraan terus terbentuk di perbatasan Rusia pada hari kedua mobilisasi militer.
Pengumuman Presiden Vladimir Putin tentang mobilisasi pasukan cadangan Rusia menyebabkan pria usia militer terburu-buru meninggalkan negara itu.
Beberapa pria menunggu lebih dari 24 jam atau menggunakan sepeda dan skuter untuk melewati antrian panjang di perbatasan.
Selain itu, lalu lintas ke Finlandia melintasi perbatasan tenggara dengan Rusia terus sibuk, kata pasukan perbatasan Finlandia.
Baca juga: Rusia Segera Gelar Referendum di Empat Wilayah Ukraina yang Sudah Dikuasai