Besok Upacara Pemakaman Kenegaraan Mantan PM Jepang Shinzo Abe, 3.600 Undangan Domestik akan Hadir
Upacara pemakaman kenegaraan mantan PM Jepang Shinzo Abe akan berlangsung di Nippon Budokan, Tokyo. 3.600 undangan domestik akan hadir di acara itu.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Upacara pemakaman kenegaraan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan berlangsung di Nippon Budokan di Chiyoda-ku, Tokyo, Selasa (27/9/2022) besok.
Informasi yang diterima Tribun, dalam acara pemakaman kenegaraan ini Pemerintah Jepang mengundang sebanyak 6.000 orang dari seluruh negara.
Baca juga: Wapres RI Maruf Amin Dijadwalkan Hadiri Upacara Pemakaman Kenegaraan Shinzo Abe di Tokyo Jepang
Dari jumlah itu, 700 undangan di antaranya dari luar negeri dipastikan hadir.
Sementara dari dalam negeri Jepang, undangan yang akan hadir sekitar 3.600 orang.
Di antara yang tidak hadir adalah Seiichiro Murakami, politisi senior Partai Demokrat Liberal (LDP).
Seiichiro Murakami adalah orang yang menentang upacara kenegaraan Shinzo Abe.
"Dari semua anggota LDP tidak ada yang menentang kehadiran pada upacara kenegaraan itu. Saya jelas-jelas menentangnya karena penyelenggaraan tersebut aneh bagi saya," papar Seiichiro Murakami kepada pers baru-baru ini.
Seiichiro Murakami, mantan menteri yang bertanggung jawab atas reformasi administrasi Partai Demokrat Liberal, yang menggambarkan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe sebagai 'bandit nasional' mulai menyerukan hukuman keras di dalam partai, terutama di kalangan anggota parlemen dari faksi Abe.
Murakami diperkirakan akan dikeluarkan dari LDP setelah acara besok selesai diselenggarakan.
Partai Demokrat Konstitusional Jepang (oposisi Jepang)--di mana para eksekutif memutuskan untuk tidak hadir--Yoshihiko Noda mengatakan bahwa dia akan hadir.
Baca juga: Kaisar dan Permaisuri Jepang Tidak Hadir Pada Upacara Pemakaman Kenegaraan Mantan PM Shinzo Abe
Yoshihiko Noda adalah mantan Perdana Menteri Jepang.
Pernyataan kehadiran Yoshihiko Noda ini menyebabkan konflik internal partai.
Perdana Menteri Fumio Kishida telah menekankan pentingnya 'diplomasi belasungkawa, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa pemahaman untuk acara tersebut telah menyebar, dan opini publik tetap terbagi dua.