Korban Tewas Wabah Kolera di Suriah Naik Jadi 29 Orang, Ada 338 Kasus Sejak Agustus
29 orang tewas akibat wabah kolera yang menyebar di wilayah Suriah, dikonfirmasi ada 338 kasus sejak wabah kolera pertama kali tercatat Agustus 2022.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
![Korban Tewas Wabah Kolera di Suriah Naik Jadi 29 Orang, Ada 338 Kasus Sejak Agustus](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kolera-2022.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 29 orang tewas akibat wabah kolera di beberapa wilayah Suriah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kejadian ini sebagai wabah terburuk di negara yang dilanda perang selama bertahun-tahun.
Dikutip Al Jazeera, berdasarkan hasil rapid-test, dikonfirmasi ada 338 kasus sejak wabah kolera pertama kali tercatat Agustus kemarin.
Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan sebagian besar kematian dan kasus dilaporkan di Provinsi Aleppo pada Senin (26/9/2022).
Ada 230 kasus dilaporkan di Aleppo. Laporan tersebut menyebutkan, dengan 25 orang dipastikan meninggal karena wabah kolera.
Wabah kolera terkait dengan irigasi tanaman
Awal bulan ini, PBB mengatakan wabah kolera diyakini terkait dengan irigasi tanaman menggunakan air yang terkontaminasi.
Baca juga: Pemerintah Inggris: Kota Mariupol Ukraina Berada dalam Risiko Wabah Kolera
![Seorang wanita yang menderita kolera menerima perawatan di rumah sakit Al-Kasrah di provinsi timur Suriah Deir Ezzor, pada 17 September 2022, terkena dampak penggunaan air yang terkontaminasi dari Sungai Efrat, sumber utama untuk minum dan irigasi. Kolera membuat serangan besar pertama sejak 2009 di Suriah, di mana hampir dua pertiga dari instalasi pengolahan air, setengah dari stasiun pompa dan sepertiga menara air telah rusak oleh lebih dari satu dekade perang, menurut PBB.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kolera-2022.jpg)
Orang-orang meminum air yang tidak aman dari Sungai Efrat.
Perlu diketahui, Sungai Efrat merupakan saluran air yang membelah Suriah dari utara ke timur.
PBB ajukan permohonan bantuan dana
PBB telah mengajukan permohonan mendesak untuk dana untuk mengendalikan wabah.
Badan tersebut juga mengajukan persetujuan untuk memastikan pengiriman tepat waktu obat-obatan dan persediaan yang menyelamatkan jiwa.
Penyakit yang sangat menular itu juga telah menyebar ke wilayah timur laut.
Jutaan orang telah mengungsi akibat perang yang telah berlangsung selama satu dekade di negara itu, kata para pejabat medis.