Balas Kritikan Emanuel Macron, PM Baru Italia Ingatkan Warisan Kolonial Prancis
Giorgia Meloni dinobatkan sebagai perdana menteri wanita pertama Italia dan diyakini akan membentuk sebuah pemerintahan koalisi sayap kanan
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Sinisme
Kedua, Giorgia Meloni menyebut pemerintah Prancis “terlalu sinis” karena menutup perbatasan antara Italia dan Prancis di Ventimiglia pada 2017.
Akibatnya, sejumlah migran dan pengungsi terdampar, hidup dalam kondisi sulit bahkan tanpa mendapat akses ke fasilitas dasar.
Ada juga laporan kekerasan dari pihak berwenang Prancis. Jika seseorang berhasil melintasi perbatasan, mereka menghadapi pelecehan dan dikirim kembali ke Italia, yang merupakan pelanggaran terhadap undang-undang UE dan Prancis sendiri.
Menjijikkan
Terakhir, Giorgia Meloni mengembalikan frasa “menjijikkan” kembali ke Prancis atas praktiknya yang dipertanyakan di Afrika.
Dia memulai dengan mengkritik keterlibatan Prancis dalam memproduksi mata uang Afrika untuk terus membebankan biaya pencetakan.
Praktik “menjijikkan” lainnya yang disoroti oleh Meloni adalah penambangan uranium yang dilakukan oleh Prancis di Nigeria. Negara Afrika sub-Sahara ini memiliki cadangan uranium terbesar ke-4 yang membantu menerangi menara Eiffel setiap hari.
Lebih memprihatinkannya lagi bahwa pemilik sumber daya itu yakni penduduk asli Nigeria, hidup tanpa listrik, makanan, dan fasilitas kesehatan. Negara ini memiliki masalah kesehatan yang parah, termasuk bayi yang cacat.
Meloni dengan tegas menolak untuk mengambil pelajaran dari Macron karena dia menganggap Prancis sebagai salah satu alasan utama mengapa orang Afrika meninggalkan benua mereka.