Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Swiss Alami Tingkat Pencairan Gletser Terburuk, Bongkahan Es Meleleh Lebih dari 6 Persen

Swiss alami tingkat pencairan gletser terburuk tahun ini, lebih dari 3 km kubik bongkahan es mencair.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Swiss Alami Tingkat Pencairan Gletser Terburuk, Bongkahan Es Meleleh Lebih dari 6 Persen
Pexels
Ilustrasi gletser di Islandia. Swiss alami tingkat pencairan gletser terburuk tahun ini, lebih dari 3 km kubik bongkahan es mencair. 

TRIBUNNEWS.COM - Swiss mencatat tingkat pencairan gletser terburuk tahun ini, sejak dilakukannya monitoring lebih dari 100 tahun lalu, Aljazeera melaporkan.

Gletser di Swiss mencair enam persen dari volume saat ini, menurut Swiss Glacier Monitoring Network (GLAMOS).

"2022 adalah tahun bencana bagi gletser Swiss," ungkap GLAMOS pada Rabu (28/9/2022).

"Semua rekor pencairan es terjadi akibat kelangkaan salju di musim dingin dan gelombang panas terus menerus di musim panas."

"Tingkat pencairan jauh melebihi rekor sebelumnya dari musim panas tahun 2003: gletser telah kehilangan sekitar 3 kilometer kubik es pada tahun 2022; lebih dari 6 persen dari volume yang tersisa."

Matthias Huss, kepala GLAMOS, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa berdasarkan proyeksi perubahan iklim, situasi seperti ini akan datang, setidaknya di suatu tempat di masa depan.

Baca juga: Puing Pesawat yang Jatuh Tahun 1968 Ditemukan di Gletser Pegunungan Alpen

"Dan menyadari bahwa masa depan sudah ada di sini, saat ini, ini mungkin pengalaman paling mengejutkan musim panas ini," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Gletser Pizol, Vadret dal Corvatsch dan Schwarzbachfirn hampir menghilang, pengukuran dihentikan.

Di wilayah Engadine dan Valais selatan, lapisan es setebal empat hingga enam meter di ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut menghilang.

Kehilangan yang signifikan tercatat bahkan di titik pengukuran tertinggi, termasuk gunung Jungfraujoch, yang mencapai puncak hampir 3.500 meter.

"Pengamatan menunjukkan bahwa banyak lidah gletser yang hancur dan potongan-potongan batu naik dari es tipis di tengah gletser. Proses ini semakin mempercepat penurunan," tambah laporan GLAMOS.

Dampaknya bagi Swiss


Dalam sebuah komentar kepada Al Jazeera mengenai bagaimana pencairan es yang cepat akan mempengaruhi Swiss, Huss mengatakan pencairan itu akan memiliki dampak besar pada limpasan air.

"Padahal saat ini gletser masih melepaskan banyak air selama periode kekeringan seperti yang kita alami musim panas ini, karena gletser banyak meleleh di panas, fungsi ini akan hilang di masa depan ketika gletser jauh lebih kecil," katanya.

Gunung es di laguna gletser, Islandia.
Gunung es di laguna gletser, Islandia. (Freepik)

Kenaikan suhu

Lebih dari setengah gletser di Pegunungan Alpen berada di Swiss di mana suhu naik sekitar dua kali rata-rata global.

Para ilmuwan di seluruh Pegunungan Alpen, termasuk Huss, diwajibkan untuk melakukan pekerjaan perbaikan darurat di beberapa lokasi di seluruh Pegunungan Alpen karena es yang mencair berisiko tercabutnya tiang pengukur dan merusak data mereka.

Lelehan besar tahun ini, yang berjumlah sekitar 3 km kubik es, adalah hasil dari hujan salju musim dingin yang sangat rendah yang dikombinasikan dengan gelombang panas berturut-turut.

Laporan GLAMOS
Laporan GLAMOS (Screenshot Twitter)

Hujan salju dapat mengisi kembali es yang hilang setiap musim panas dan membantu melindungi gletser dari pencairan lebih lanjut dengan memantulkan sinar matahari kembali ke atmosfer.

Jika emisi gas rumah kaca terus meningkat, gletser Pegunungan Alpen diperkirakan akan kehilangan lebih dari 80 persen massanya saat ini pada tahun 2100.

Banyak yang akan hilang terlepas dari tindakan emisi apa pun yang diambil sekarang, akibat pemanasan global yang disebabkan oleh emisi masa lalu, menurut laporan 2019 oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB.

"Membalikkan proses hampir tidak mungkin. Ini akan membutuhkan pendinginan atmosfer yang besar dan terus-menerus," kata Huss kepada Al Jazeera.

"Namun, pengurangan emisi gas rumah kaca yang kuat dan berskala global akan membantu menstabilkan iklim dalam beberapa dekade," tambahnya.

Apa itu Gletser?

Mengutip conserve-energy-future.com, gletser adalah bongkahan besar es yang terbentuk dari akumulasi salju selama periode waktu tertentu.

Gletser terbentuk di daerah yang suhunya sangat rendah, termasuk daerah yang berada di permukaan laut dan sebagian besar di daerah dataran tinggi seperti puncak gunung.

Karena perubahan panas, terutama pada suhu yang relatif tinggi, pencairan gletser terjadi, yaitu suatu proses di mana es yang padat berubah menjadi cair atau air.

Di masa lalu, para ilmuwan sudah menemukan tingkat pencairan gletser yang mengkhawatirkan.

Meskipun gletser dilaporkan sebagai sumber air tawar yang tersedia di dunia, yang menjadi perhatian adalah tingkat pencairan es saat ini yang mengalir ke laut.

Pencairan gletser yang intens ini dapat menghasilkan efek riak besar seperti banjir ekstrem dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa dunia sedang kehilangan esnya dengan cepat.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas