Taliban Jalin Kesepakatan dengan Rusia Terkait Impor Minyak, Gas, dan Gandum
Menteri Perdagangan dan industri Afghanistan, Haji Nooruddin Azizi mengatakan perjanjian tersebut akan berjalan untuk masa percobaan
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, KABUL – Pemerintah Afghanistan telah menandatangani perjanjian sementara dengan Rusia untuk mengimpor produk minyak, gas dan gandum dengan harga diskon.
“Kesepakatan itu mencakup pembelian tahunan satu juta ton bensin, satu juta ton solar, setengah juta ton gas untuk memasak, dan dua juta ton gandum," kata Abdul Salam Jawad, juru bicara Kementerian Perdagangan dan Industri Afghanistan.
Dia mengatakan bahwa proses impor diperkirakan akan segera dimulai untuk Afghanistan, yang telah jatuh ke dalam krisis ekonomi setelah bantuan pembangunan yang diandalkan negara itu dipotong oleh pengambilalihan Taliban tahun lalu.
Baca juga: Harga Minyak Anjlok 1 Persen Menyusul Penguatan Dolar AS
Dilansir dari Aljazeera, Kamis (29/9/2022) Menteri Perdagangan dan Industri Afghanistan, Haji Nooruddin Azizi mengatakan perjanjian tersebut akan berjalan untuk masa percobaan yang tidak ditentukan, setelah itu kedua belah pihak diharapkan untuk menandatangani kesepakatan jangka panjang jika mereka puas dengan pengaturan tersebut.
Dia menolak memberikan perincian tentang harga atau metode pembayaran, tetapi mengatakan Rusia telah menyetujui diskon ke pasar global untuk barang-barang yang akan dikirim ke Afghanistan melalui jalan darat dan kereta api.
Azizi lebih lanjut mengatakan bahwa kementeriannya sedang bekerja untuk mendiversifikasi mitra dagang dan bahwa Rusia telah menawarkan diskon kepada pemerintah Taliban.
Sementara itu, utusan khusus Presiden Rusia untuk Afghanistan, Zamir Kabulov juga mengonfirmasi perjanjian sementara tentang pengiriman bahan bakar dan biji-bijian ke Afghanistan.
Baca juga: Gandum dan Unggas Murah Ukraina Bikin Petani dan Peternak Uni Eropa Merana
“Memang ada kesepakatan seperti itu dan kedua belah pihak harus menandatangani perjanjian spesifik tentang volume dan jangkauan produk,” katanya kepada kantor berita Rusia TASS.
Rusia telah terpukul keras oleh sanksi yang dijatuhkan Barat atas invasinya ke Ukraina. Oleh karena itu, mendorongnya untuk mengekspor berbagai komoditas ke negara-negara Asia seperti China dan India.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.