Soal Kerusakan Pipa Nord Stream, Eks Pejabat Pentagon Sebut AL Inggris dan AS Bisa Saja Dalangnya
Ex pejabat tinggi Pentagon Douglas Macgregor menyebut bisa saja AS dan Inggris berada di balik insiden kerusakan pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Penasihat Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) era mantan Presiden Donald Trump, Douglas Macgregor memberikan tanggapannya soal insiden kerusakan pipa Nord Stream.
Macgregor menyebut Washington dan Inggris bisa saja berada di balik ledakan di jalur pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2.
"Anda harus melihat siapa aktor -negara- yang memiliki kemampuan untuk melakukan ini," ucapnya, seperti dikutip TASS.
"Artinya, Angkatan Laut (AL) Kerajaan (Inggris) dan AL Amerika Serikat. Saya pikir itu cukup jelas," ucapnya dalam obrolan bersama pembawa acara podcast Judging Freedom, Andrew Napolitano.
Macgregor juga mencatat publikasi oleh mantan Menteri Luar Negeri Polandia (2007-2014) sekaliugs anggota parlemen Eropa Radoslaw Sikorski, yang berterima kasih kepada Amerika Serikat karena merusak pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 di halaman Twitter-nya.
Baca juga: Rusia: AS Dapat Banyak Keuntungan dari Kerusakan Pipa Nord Stream
Mantan penasihat kepala Pentagon menyebut gagasan bahwa Moskow berada di balik insiden di jaringan pipa itu tidak masuk akal.
"Rusia tidak melakukan ini," katanya.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan Jerman dalam insiden itu juga sangat tidak mungkin.
Empat kebocoran pipa gas Nord Stream telah ditemukan, dengan yang terbaru ditunjuk oleh penjaga pantai Swedia.
Sebelumnya, perusahaan Nord Stream AG melaporkan bahwa tiga utas pipa gas lepas pantai Nord Stream 1 dan 2 telah mengalami kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari Senin.
Tanggapan Kremlin
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa Moskow sangat prihatin dengan berita tersebut.
Peskov menegaskan Rusia tidak mengesampingkan bahwa operasi jaringan pipa dapat terganggu oleh tindakan sabotase.
Seismolog Swedia kemudian melaporkan bahwa dua ledakan telah dicatat di sepanjang jalur pipa Nord Stream pada hari Senin.
Baca juga: Norwegia: Drone Tak Dikenal Terlihat Sebelum Ledakan Nord Stream
Badan Energi Denmark melaporkan bahwa sejumlah besar gas telah tumpah ke laut.
Pesawat dan kapal dilarang mendekati lokasi lebih dekat dari lima mil laut.
Moskow minta penyelidikan menyeluruh atas insiden Nord Stream
Diwartakan English.almanar, Perwakilan Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vasily Nebenzya mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa Moskow menginginkan penyelidikan menyeluruh atas tindakan sabotase terhadap jaringan pipa gas Nord Stream 1 dan 2.
“Rusia menyerukan penyelidikan menyeluruh untuk mencari tahu penyebab sebenarnya dari apa yang terjadi,” katanya.
“Kami berharap Anda (anggota Barat DK PBB) akan menahan diri untuk tidak terlibat dalam permainan verbal Russophobic yang bertentangan dengan akal sehat, mirip dengan yang Anda gunakan dalam kaitannya dengan serangan Ukraina di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia,” kata Nebenzya.
“Sangat jelas bagi kami bahwa teroris biasa tidak mampu melakukan kegiatan sabotase dengan kompleksitas dan skala ini. Kami melihat tindakan yang bertujuan merusak jaringan pipa gas sebagai tindakan sabotase yang disengaja terhadap fasilitas energi penting Rusia,” tegas utusan itu.
Baca juga: Ini Tanggapan Pentagon Saat AS Dituduh Sabotase Nord Stream
“Kami pasti akan menetapkan semua yang terlibat dalam tindakan sabotase ini. Penyelidikan internasional apa pun atas apa yang terjadi dapat mengklaim ketidakberpihakan hanya jika Rusia mengambil bagian di dalamnya,” tambah Nebenzya.
Negara-negara Barat melihat sabotase yang menyebabkan kebocoran gas dari pipa Nord Stream 1 dan 2 sebagai pembalasan atas tindakan Rusia di Ukraina, menurut Nebenzya.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)