Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia dan Ukraina Masih Perang, Giliran Korea Utara dan Korea Selatan Memanas, Ini Pemicunya

Tidak hanya mengorbankan nyawa manusia, perang juga membuat jutaan warga Ukraina mengungsi dan kerugian harta benda lainnya.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Rusia dan Ukraina Masih Perang, Giliran Korea Utara dan Korea Selatan Memanas, Ini Pemicunya
South Korea Defence Ministry via AP
Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat atau ATACMS, rudal ditembakkan selama latihan militer gabungan antara AS dan Korea Selatan di lokasi yang dirahasiakan di Korea Selatan, Rabu, 5 Oktober 2022. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Perang masih berkecamuk di Ukraina buntut invasi Rusia ke negara itu.

Perang sudah berlangsung kurang lebih tujuh bulan namun belum ada  tanda-tanda akan berakhir.

Tidak hanya mengorbankan nyawa manusia, perang juga membuat jutaan warga Ukraina mengungsi dan kerugian harta benda lainnya.

Baca juga: Korea Utara Tembakkan Lebih Banyak Rudal Saat Ketegangan di Sekitar Semenanjung Korea Meningkat

Korea Memanas

Belum juga perang Ukraina dan Rusia selesai, kini giliran kawasan Korea memanas.

Korea Selatan dibantu sekutunya militer Amerika Serikat menembakkan rudal ke laut sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik Korea Utara yang melintasi wilayah teritorial Jepang.

Seperti laporan Straits Times, Rabu (5/10/2022), peluncuran rudal ke laut itu terjadi saat Washington, Seoul, dan Tokyo mengutuk uji coba jarak jauh Pyongyang sebagai "berbahaya dan sembrono".

Berita Rekomendasi

Korea Utara yang bersenjata nuklir melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah (IRBM), namun berjarak tembak lebih jauh dari sebelumnya pada hari Selasa, yang meluncur di atas wilayah Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir. Hal ini membuat terkejut pemerintah Jepang yang kemudian memberlakukan perintah berlindung bagi penduduk.

"Pasukan Korea Selatan dan Amerika menembakkan serangkaian rudal ke laut sebagai tanggapan," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

Militer secara terpisah mengkonfirmasi bahwa rudal Hyunmoo-2 Korea Selatan gagal tak lama setelah diluncurkan dan jatuh selama latihan, tetapi tidak ada yang terluka.

Dikatakan hulu ledak rudal tidak meledak dan meminta maaf karena menyebabkan warga khawatir tentang peluncuran yang gagal.

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengutuk uji coba Korea Utara dalam "bahasa paling keras".

Uni Eropa menyebutnya sebagai "tindakan sembrono dan sengaja dibikin provokatif.

Sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk peluncuran tersebut dan mengatakan itu adalah pelanggaran resolusi Dewan Keamanan.

Sejarah Perang Korea

Hubungan dua negara Korea Selatan dan Korea Utara sejak dulu tak pernah akur.

Dari sisi ideologi, Korea Utara masih menganut paham komunis semantara Korea Selatan cenderung liberal kapitalis. 

Perang dua Korea sudah berlangsung sejak tahun 50-an.

Kendati demikian, perseteruan ini bukan hanya perkara perang saudara, tetapi juga ada campur tangan dari dua negara adidaya.

Dalam perang ini, pihak Korea Selatan dibantu oleh Amerika Serikat, sedangkan Korea Utara dibantu oleh Uni Soviet.

Perang ini berakhir dengan gencatan antara kedua pihak, tidak ada negara yang menang maupun kalah.

Karena akhir Perang Korea tanpa perjanjian damai, secara teknis, Korea Selatan dan Korea Utara sampai sekarang masih berperang, dengan terus dilakukan upaya perjanjian damai.

Salah satu sebab umum yang menyebabkan terjadinya Perang Korea adalah adanya persaingan ideologi antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Soviet.

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, terjadi Perang Dingin antara Blok Barat yang dipimpin AS dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet.

Pada masa ini, Korea menjadi daerah yang diperebutkan oleh AS dan Uni Soviet.

Pada 10 Agustus 1945, tepat beberapa hari sebelum Jepang menyerah, AS dan Uni Soviet menerima tawanan perang Jepang di Korea, yaitu di garis batas paralel ke-38.

Namun, pada akhirnya, garis batas itu berubah menjadi garis demarkasi antara AS dengan Uni Soviet. Hal ini yang menyebabkan adanya dua kubu ideologi di Korea.

Korea Selatan, berada di bawah pengaruh AS dengan paham liberal-kapitalis, sedangkan Korea Utara di bawah pengaruh Uni Soviet, yang mengembangkan paham sosial-komunis.

Pada Desember 1945, sesuai Perjanjian Postdam, diadakan konferensi di Moskwa yang menghasilkan sebuah kesepakatan untuk membentuk pemerintahan Korea yang demokratis.

Namun, kesepakatan itu menemui kegagalan sampai kedua pihak justru mendirikan pemerintahan baru di masing-masing belahan Korea pada 1948.

Amerika Serikat membentuk Republik Korea (Korea Selatan) dengan ibu kota di Seoul yang dipimpin Syngman Rhee.

Sedangkan Uni Soviet mendirikan Republik Demokrasi Rakyat Korea (Korea Utara) dengan ibu kota di Pyongyang, yang dipimpin Kim Il Sung.

Tidak adanya kesepakatan antara AS dan Uni Soviet mengenai pembentukan Korea merdeka inilah yang akhirnya memicu Perang Korea.

Selain itu, terdapat sebab khusus terjadinya Perang Korea, yaitu karena Sidang Umum PBB mengesahkan laporan hasil pemilihan Korea Selatan pada Desember 1948.

Sidang tersebut menyatakan bahwa pemerintahan Korea Selatan merupakan satu-satunya pemerintahan yang sah.

Adanya keputusan itu membuat Korea Utara merasa hak-haknya tidak diakui PBB dan mengungkapkan kemarahannya pada Korea Selatan dan AS.

Hal ini pun semakin membuat Uni Soviet mendukung Korea Utara untuk mendapatkan kekuasaan seluruh wilayah Korea dengan jalur peperangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas