Kesaksian Guru yang Selamat dari Penembakan Massal Thailand: Anak-anak Nangis lalu Tiba-tiba Hening
Guru yang selamat dari penembakan massal di penitipan anak di Thailand menceritakan detik-detik pelaku menghabisi puluhan korban.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Penembakan dan penyerangan massal dengan senjata tajam di pusat penitipan anak di Kota Na Klang, Provinsi Nong Bua Lamphu, Thailand, menewaskan 37 orang.
Mayoritas korban adalah anak-anak berusia kurang dari dua tahun yang dititipkan ke tempat itu, Kamis (6/10/2022).
Guru bernama Nanticha Panchum yang selamat dari pembantaian menceritakan peristiwa tersebut.
Kepada Al Jazeera, Panchum mengaku menyaksikan pelaku yang merupakan mantan perwira polisi bernama Panya Khamrab (34), menuju ke sekolah lalu menyerang beberapa orang.
Panchum lantas menyuruh rekannya untuk mengunci pintu.
Namun, pria bersenjata itu memecahkan kaca, sementara Panchum berusaha melarikan diri menuju belakang gedung dan memanjat dinding untuk pergi dari kompleks sekolah.
Baca juga: UPDATE Penembakan Massal di Thailand: Korban Tewas Jadi 36 Orang, Pelaku Sempat Disidang Sebelumnya
"Saya takut karena dia punya pistol. Saya tidak punya senjata," kata Panchum.
"Tapi, saya tidak berpikir dia akan melakukan itu (menyakiti-red) pada anak-anak," katanya.
"Anak-anak tidur di siang hari. Mereka berada di ketiga kamar. Guru-guru juga ada di kamar, termasuk guru yang sedang hamil," imbuhnya.
Panchum melarikan diri bersama guru lain dan seorang petugas kebersihan.
Ia pun berlari mencari bantuan ketika suara tembakan terdengar dari tempatnya bekerja.
"Saya mendengar anak-anak menangis sejenak dan kemudian benar-benar hening," katanya.
Setelah berlari sebentar, Panchum bertemu dengan seorang pejabat distrik setempat yang sedang mengemudi dan memohon padanya untuk pergi ke sekolah untuk membantu.
Mereka mendekati gedung dengan hati-hati sampai mereka yakin penyerang telah pergi, katanya.