Konflik Tak Kunjung Usai, Selandia Baru Akan Hentikan Ekspor Wine ke Rusia Bulan Depan
Larangan ekspor tersebut akan mulai berlaku pada 4 November 2022, namun rincian terkait larangan tersebut belum dipublikasikan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON - Selandia Baru mengumumkan aturan pembatasan perdagangan baru terhadap Rusia, terkait larangan perdagangan barang-barang mewah.
Ini merupakan tanggapan atas eskalasi konflik yang terjadi di Ukraina yang tidak kunjung usai.
"Kami menerapkan langkah-langkah perdagangan, termasuk perluasan signifikan dari jangkauan ekspor kepentingan strategis yang dilarang dikirim ke Rusia dan Belarusia. Juga melarang barang-barang mewah tertentu diperdagangkan dengan Rusia, seperti anggur (wine) dan makanan laut Selandia Baru, serta vodka dan kaviar Rusia," kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta dalam sebuah pernyataan di situs web pemerintah.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (14/10/2022), langkah-langkah tersebut akan mulai berlaku pada 4 November mendatang, namun rincian terkait larangan tersebut belum dipublikasikan.
Baca juga: Zelensky Minta Senjata Lebih Banyak Lagi ke Barat, Ukraina Kembali Tembaki Wilayah Rusia
Perlu diketahui, wine Selandia Baru sangat populer di kalangan konsumen Rusia.
Bahkan negara itu menjadi salah satu dari 10 pemasok wine teratas ke Rusia pada periode 2021 hingga 2022.
Menurut asosiasi industri wine Italia Unione Italiana Vini, varietas wine Selandia Baru yang paling populer di Rusia adalah Sauvignon Blanc, jumlahnya bahkan mencapai 90 persen dari ekspor wine Selandia Baru ke Rusia.
Kendati demikian, belum jelas apakah Selandia Baru akan memberlakukan larangan total atas pasokan wine ke Rusia, seperti yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Australia sebelumnya, atau apakah larangan itu akan bersifat parsial dan hanya akan mencakup wine dengan label harga di atas ambang tertentu, seperti halnya dengan Uni Eropa (UE).
Di sisi lain, Belgia pada awal tahun ini melarang pasokan winenya ke Rusia yang harganya mencapai lebih dari 300 euro per botol.
Namun menurut pakar perdagangan, Rusia mungkin masih dapat memperoleh wine Selandia Baru meskipun sanksi mulai diberlakukan, misalnya melalui negara ketiga.
"Wine dibotolkan di Selandia Baru dan kemudian dijual ke beberapa perusahaan perantara yang tidak memiliki larangan pasokan, dan mereka (perantara) menjualnya ke Rusia," kata seorang sumber di pasar wine.
Beberapa wine dengan merek Selandia Baru juga dibotolkan di negara lain, misalnya di Afrika Selatan dan mungkin produk ini bisa dikirim dari sana.
Pembatasan perdagangan baru Selandia Baru untuk Rusia juga akan mempengaruhi minyak, gas dan pasokan peralatan produksi terkait.
Selain itu, pihaknya telah menjatuhkan sanksi terhadap sekitar 50 pengusaha Rusia dan 24 pejabat yang terkait dengan bekas wilayah Ukraina yang bergabung dengan Rusia pada pekan lalu.