Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Layanan Pos Inggris Royal Mail Pangkas 6.000 Karyawan pada Agustus 2023

Royal Mail mengatakan posisi keuangannya memburuk akibat perselisihan dengan serikat pekerja serta hambatan ekonomi makro yang sedang berlangsung

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Layanan Pos Inggris Royal Mail Pangkas 6.000 Karyawan pada Agustus 2023
freepik
Ilustrasi karyawan terkena PHK. Perusahaan kantor pos Inggris Royal Mail hari ini, Jumat (14/10/2022), mengungkapkan rencana untuk memangkas hingga 6.000 karyawannya di bulan Agustus 2023. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Perusahaan kantor pos Inggris Royal Mail hari ini, Jumat (14/10/2022), mengungkapkan rencana untuk memangkas hingga 6.000 karyawannya di bulan Agustus 2023.

Pengumuman tersebut datang menyusul aksi mogok kerja yang dilakukan pekerja pos di Inggris. Komunitas dan Serikat Pekerja (CWU) melakukan aksi pemogokan kerja pada September dan awal bulan ini, serta mengancam akan melanjutkan pemogokan di bulan-bulan berikutnya.

“Kami akan memulai proses konsultasi tentang penyesuaian ukuran bisnis sebagai tanggapan atas dampak tindakan industri, keterlambatan dalam memberikan peningkatan produktivitas yang disepakati dan volume paket yang lebih rendah. Berdasarkan perkiraan saat ini, sekitar 5.000-6.000 redundansi mungkin diperlukan pada akhir Agustus 2023," kata perusahaan induk International Distribution Services, yang dikutip dari CNBC.

Baca juga: Kantor pos paling terpencil di dunia: Berkunjung ke kawasan dengan suhu di bawah nol, mandi bisa sekali dalam dua pekan




Royal Mail hari ini melaporkan kerugian operasional sebesar 219 juta poundsterling atau senilai 247,2 juta dolar AS di paruh pertama tahun ini, dan 70 juta poundsterling dari kerugian tersebut disebabkan oleh tiga hari pemogokan pekerja pada periode tersebut.

Kerugian operasional Royal Mail pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 350 juta poundsterling.  

Pekan lalu, para pemimpin CWU dilaporkan sedang dalam pembicaraan dengan bos Royal Mail, termasuk CEO Simon Thompson, di tengah upaya perusahaan untuk mencegah aksi pemogokan terus berlanjut.

Royal Mail mengatakan posisi keuangannya memburuk akibat perselisihan dengan serikat pekerja serta hambatan ekonomi makro yang sedang berlangsung.

BERITA TERKAIT

“Kombinasi dari dampak perselisihan industri, ketidakmampuan untuk memberikan peningkatan produktivitas bersama yang disepakati dengan CWU di bawah perjanjian Pathway to Change, dan hambatan ekonomi makro yang sedang berlangsung,” kata layanan pos Inggris ini.

Dalam sebuah pernyataannya hari ini, CWU mengatakan masalah keuangan Royal Mail adalah hasil dari salah urus dan agenda bisnis yang gagal untuk mengakhiri pengiriman harian, penurunan besar-besaran dari persyaratan, gaji dan kondisi pekerja pos, dan mengubah Royal Mail menjadi kurir bergaya gig economy.

Baca juga: Kantor Pos Berubah Jadi Mobil Pos di Jepang Gara-gara Banjir

Sekretaris Jenderal CWU, Dave Ward mendesak perusahaan untuk merombak rencana bisnisnya dan memanfaatkan keunggulan kompetitifnya dalam proses pengiriman ke-32 juta alamat di seluruh Inggris.

“Pengumuman ini menahan pekerja pos untuk mendapatkan uang tebusan karena mengambil tindakan hukum industrial terhadap pendekatan bisnis yang tidak demi kepentingan pekerja, pelanggan, atau masa depan Royal Mail. Ini bukan cara untuk membangun perusahaan,” kata Ward.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas