Menteri Dalam Negeri Inggris Mundur, Pemerintahan PM Liz Truss Kian Goyah
Pengunduran diri Menteri Dalam Negeri Inggris membuat pemerintahan Perdana Menteri Liz Truss kian goyah.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Inggris di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Liz Truss kian goyah setelah Menteri Dalam Negeri Suella Braverman mengundurkan diri.
Mundurnya Suella Braverman dari jabatan Mendagri pada Rabu (19/10/2022), berarti Liz Truss telah kehilangan dua menteri seniornya dalam waktu kurang dari seminggu.
Kini kedua posisi menteri itu digantikan oleh politisi yang tidak mendukungnya untuk tetap menjabat Perdana Menteri Inggris.
Braverman mengaku mengundurkan diri setelah melanggar aturan dengan mengirimkan dokumen resmi dari akun email pribadinya, lapor Al Jazeera.
Ia menggunakan surat pengunduran dirinya untuk mengecam PM Truss terkait arah pemerintahan Inggris.
"Bisnis pemerintah bergantung pada orang yang menerima tanggung jawab atas kesalahan mereka," katanya.
Baca juga: Baru Sebulan Menjabat PM Inggris, Liz Truss Digoyang dari Pemerintahannya Gara-gara Krisis Ekonomi
"Berpura-pura kami tidak melakukan kesalahan, melanjutkan seolah-olah semua orang tidak dapat melihat bahwa kami telah melakukannya dan berharap bahwa semuanya akan menjadi benar secara ajaib bukanlah politik yang serius."
Braverman adalah tokoh populer di Partai Konservatif sayap kanan dan pendukung kebijakan imigrasi yang lebih ketat, yang kalah dari Truss dalam pemilihan sebagai pemimpin partai pada September lalu.
Braverman digantikan sebagai sekretaris dalam negeri, menteri yang bertanggung jawab atas imigrasi dan hukum dan ketertiban, oleh mantan menteri Kabinet Grant Shapps.
Dia adalah pendukung terkenal Rishi Sunak, mantan kepala Departemen Keuangan yang dikalahkan oleh Truss di babak final perlombaan kepemimpinan Konservatif.
Truss yang baru berkuasa selama enam pekan ini, sedang berjuang untuk kelangsungan kepemimpinannya.
Kondisi politik Truss berbalik setelah meluncurkan program ekonomi pemotongan pajak besar yang tidak didanai yang mengirimkan gelombang kejutan melalui pasar keuangan.
Sejumlah legislator secara terbuka memintanya untuk berhenti, bahkan sudah ada yang membahas siapa sosok penggantinya.
Perkembangan dramatis terjadi beberapa hari setelah Truss memecat Menteri Keuangan, Kwasi Kwarteng.