Dari 1 Juta Ton Impor, 1000 Ton Pisang Dibuang di Jepang Setiap Tahun
Dari satu juta ton impor per tahun pisang ke Jepang, sekitar 1000 ton pisang dibuang percuma karena busuk tak bisa dijual di pasar.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dari satu juta ton impor per tahun pisang ke Jepang, sekitar 1000 ton pisang dibuang percuma karena busuk tak bisa dijual di pasar.
"Pisang telah menduduki peringkat nomor satu selama 18 tahun berturut-turut sebagai buah yang paling banyak dimakan oleh masyarakat Jepang, tetapi justru dibuang dalam jumlah banyak," ungkap sumber Tribunnews.com Senin (24/10/2022).
Namun ada toko yang berusaha memanfaatkan pisang yang sudah lama itu dijadikan sebagai jus pisang.
“Saya mulai menggunakan pisang ini tahun lalu, tapi jujur saja, rasanya tidak berubah sama sekali. Tidak ada masalah sama sekali" kata Daisuke Sakakibara manajer toko 7days BANANA Omotesando.
Pisang toko itu disediakan oleh Dole, produsen dan penjual buah utama di Jepang terutama pisang dari Filipina.
Manajer Senior Departemen Pemasaran Dole Akiko Naruse juga menginformasikan, "Di Jepang, 1.000 ton pisang per tahun dibuang sebagai pisang non-standar saja dengan nama produk kami."
Pisang adalah buah yang paling banyak dimakan, menduduki peringkat pertama selama 18 tahun berturut-turut.
Popularitasnya karena rasanya yang lezat, nutrisi yang kaya, dan harga yang terjangkau, berdasarkan Survei Tren Konsumsi Pisang dan Buah, Asosiasi Importir Pisang Jepang, Juli 2022.
Menurut statistik perdagangan Kementerian Keuangan, Jepang mengimpor sekitar 1 juta ton pisang setiap tahun.
Sebagian besar pisang yang dikonsumsi diimpor dari luar negeri.
Namun, selain perusahaan ini, konon banyak pisang yang dibuang dalam berbagai proses hingga dipajang di toko-toko seperti supermarket.
Sejumlah besar pisang yang telah diimpor, tetapi dibuang di Jepang.
Dalam kasus perusahaan ini, lebih dari 90 persen pisang yang dibuang karena tidak standar disumbangkan ke kebun binatang dan bank makanan.