Pemerintah RI Terus Pantau Perkembangan Korban Pesta Halloween Itaewon, Nomor Hotline +821053942546
Pemerintah menyediakan nomor hotline untuk memantau perkembangan informasi soal kemungkinan adanya korban WNI akibat tragedi pesta Halloween Itaewon.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menyediakan nomor hotline untuk memantau perkembangan informasi soal kemungkinan adanya korban warga negara Indonesia (WNI) akibat tragedi pesta Halloween di Itaewon, Korea Selatan (Korsel).
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan, hasil kordinasi perwakilan RI di Korsel, hingga pagi pukul 08.40 WIB ini, tidak ada korban jiwa dari WNI akibat peristiwa nahas tersebut.
Baca juga: Doa dan Dukungan Para Pemimpin Dunia untuk Korsel Pasca Tragedi Pesta Halloween Itaewon
"KBRI Seoul telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan berkomunikasi dengan simpul masyarakat, hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban WNI dalam insiden perayaan Halloween di Itaewon, Korsel," kata Judha saat dihubungi lewat pesan, Minggu (30/10/2022).
Judha mengatakan KBRI Seoul terus berkoordinasi dengan otoritas setempat termasuk rumah sakit terkait kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.
Adapun, hotline KBRI Seoul yang dapat dihubungi adalah +82 10-5394-2546.
Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Korsel Gandi Sulistiyanto menginformasikan telah terjadi peristiwa menyedihkan pada perayaan Halloween di Itaewon yang memakan korban jiwa dan luka-luka, pada hari Sabtu, 29 Oktober 2022 sekitar pukul 22.00 waktu setempat.
Berdasarkan pemberitaan di berbagai media nasional Korea, saat ini terdapat korban jiwa sekitar 149 orang dan 76 orang luka-luka.
Baca juga: KBRI Seoul Belum Dapat Informasi Ada WNI Jadi Korban Tragedi Pesta Halloween di Itaewon Korsel
Jumlah tersebut dikhawatirkan akan bertambah.
Menanggapi hal ini, Presiden Yoon Suk Yeol telah mengadakan emergency meeting dan memerintahkan emergency respons kepada seluruh jajarannya untuk mengevakuasi para korban, mencegah terjadinya tambahan korban dan menjaga situasi di lokasi kejadian.
"Terdapat informasi adanya 2 orang WNA yang menjadi korban namun telah dipastikan bahwa kedua orang tersebut bukan WNI," kata Dubes Gandi.