Tragedi Pesta Halloween Itaewon Korea: Reaksi Dunia hingga Situasi di Sekitar Lokasi Usai Insiden
Setidaknya 149 orang tewas dalam tragedi pesta Halloween di Itaewon, Korsel. Begini reaksi para pemimpin dunia.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Miftah
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menawarkan dukungan "sepenuh hati" kepada Korea Selatan setelah insiden tragis itu.
"Pikiran yang tulus untuk penduduk Seoul dan orang-orang Korea setelah tragedi di Itaewon. Prancis ada di sisi Anda," cuit Macron di Twitter.
Presiden AS, Joe Biden, menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga yang kehilangan.
"Kami berduka dengan rakyat Republik Korea dan mengirimkan harapan terbaik kami untuk pemulihan cepat bagi semua orang yang terluka," katanya dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat "berpihak pada Republik Korea selama masa tragis ini."
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, mencuit, "Semua pikiran kami dengan mereka yang saat ini menanggapi dan semua warga Korea Selatan pada saat yang sangat menyedihkan ini."
Baca juga: Kronologi Halloween Itaewon Tewaskan Ratusan Orang: Isu Ada Artis Tak Dikenal hingga Tumpukan Mayat
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan dia "sangat sedih" dengan tragedi itu.
"Sangat sedih dengan peristiwa mengerikan di pusat kota Seoul. Apa yang dimaksudkan sebagai perayaan berubah menjadi tragedi dengan begitu banyak korban muda," cuitnya.
Borrel melanjutkan, "Kami bersama rakyat Republik Korea pada saat yang sulit ini."
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menulis, "Kami bersama korban dan belasungkawa kami yang terdalam kepada keluarga dan teman-teman yang meninggal dan terluka, serta kepada orang-orang (Korea Selatan) karena mereka berduka atas tragedi yang mengerikan ini."
Pesta Halloween Masih Terlihat di Kafe-kafe
Marwan, seorang pemuda Maroko berusia 24 tahun yang sudah tinggal di Korea Selatan selama enam tahun, mengungkapkan tiga temannya tewas dalam tragedi pesta Halloween di Itaewon.
"Tiga teman saya meninggal hari ini. Saya biasa pergi dengan mereka setiap akhir pekan di Itaewon dan sekarang mereka sudah mati."
"Tidak ada pengawal atau pengelola acara yang mencoba menghentikan situasi," ujarnya, dilansir Korea Herald.