100 Tewas dalam Serangan Bom Mobil di Somalia, Diduga Diotaki Kelompok Al-Shabaab
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud mengklaim kelompok teror al-Shabaab Somalia yang mengotaki serangan bom mobil di dekat Kementerian Pendidikan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 100 orang tewas setelah dua bom mobil meledak di dekat Kementerian Pendidikan Somalia di Ibu Kota Mogadishu, Sabtu (30/10/2022).
Lebih dari 300 lainnya mengalami luka-luka dalam serangan itu.
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud dalam pernyataan video yang diunggah ke akun Twitter resminya mengklaim kelompok teror al-Shabaab Somalia yang mengotaki serangan tersebut.
"Serangan teroris yang kejam dan pengecut hari ini terhadap orang-orang yang tidak bersalah oleh kelompok al-Shabaab yang hancur secara moral dan kriminal tidak dapat mengecilkan hati kami tetapi akan semakin memperkuat tekad kami untuk mengalahkan mereka sekali dan untuk selamanya," tulis Mohamud di Twitter.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Tetapi kelompok Islam al-Shabaab telah mengklaim serangan lain baru-baru ini.
Baca juga: 100 Orang Tewas dan 300 Orang Terluka dalam Ledakan di Kementerian dan Sekolah Somalia
"Pemerintah dan orang-orang pemberani kami akan terus membela Somalia dari kejahatan," tambah Mohamud.
Meledak di persimpangan
Lebih jauh, seorang pejabat di kantor Presiden menuturkan dua bom mobil itu meledak di dekat persimpangan Zobe.
Dikutip CNN, persimpangan Zobe merupakan lokasi yang sama dengan serangan bom mematikan pada 14 Oktober 2017.
Pada serangan lima tahun lalu, lebih dari 5000 orang tewas dan 300 lainnya terluka.
"Insya Allah, tidak ada Oktober seperti ini yang akan terjad," kata Mohamud, menyebut serangan hari Sabtu sebagai pengulangan pemboman tahun 2017.
Baca juga: 18 Warga Sipil Tewas dalam Serangan Kelompok Al-Shabab di Somalia
"Mereka tidak akan mendapat kesempatan untuk melakukan hal seperti itu," imbuhnya.
Detik-detik bom meledak
Seorang pemilik restoran di dekat Kementerian, Mohamed Moalim mengatakan sang istri, Fardawsa Mohaed, ibu dari enam orang anak mencoba membantu para korban ledakan.
"Kami gagal menghentikannya (ledakan)," katanya kepada Reuters.
"Mereka yang terluka berada dalam kondisi serius dan jumlah korban tewas bisa bertambah," terangnya.
Abdullahi Aden mengatakan temannya, Ilyas Mohamed Warsame, tewas saat bepergian dengan taksi roda tiga 'tuk tuk' untuk melihat kerabat sebelum kembali ke rumahnya di Inggris.
Baca juga: Al-Shabab Bunuh 20 Orang di Somalia, Bakar 7 Pengangkut Makanan dan Ledakan Sumur saat Kekeringan
"Kami mengenali plat nomor tuk tuk yang sekarang sudah menjadi puing-puing," kata Aden.
"Kelelahan dan putus asa, kami menemukan tubuhnya tengah malam tadi malam di rumah sakit," katanya.
"Saya tidak bisa menghilangkan bayangan itu dari pikiran saya."
Wartawan Sonna jadi satu di antara korban tewas
Dilaporkan Al Jazeera, Kantor berita negara SONNA mengatakan wartawan independen Mohamed Isse Kona juga tewas.
Ledakan pertama menghantam Kementerian.
"Kemudian ledakan kedua terjadi ketika ambulans tiba dan orang-orang berkumpul untuk membantu para korban,"kata petugas polisi Nur Farah kepada kantor berita Reuters.
Baca juga: 18 Warga Sipil Tewas dalam Serangan Kelompok Al-Shabab di Somalia
"Saya berada 100 meter ketika ledakan kedua terjadi," kata saksi mata Abdirazak Hassan kepada kantor berita The Associated Press.
"Saya tidak bisa menghitung mayat di tanah karena [jumlah] kematian."
Beberapa saat setelah ledakan, asap tebal membubung di atas lokasi.
Layanan ambulans Aamin mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah mengumpulkan setidaknya 35 orang yang terluka.
Satu ambulans yang menanggapi serangan pertama dihancurkan oleh ledakan kedua, direktur Abdulkadir Adan menambahkan dalam sebuah tweet.
Reaksi misi PBB Somalia
Baca juga: Pasukan Somalia Butuh 30 Jam untuk Akhiri Serangan Militan Al-Shabab yang Dimulai Hari Jumat
Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Somalia mengutuk "serangan ganas" hari Sabtu.
Badan tersebut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.
Sementara itu, Turki juga mengutuk serangan "keji" tersebut.
Qatar dengan tegas menolak kekerasan dan "terorisme".
Pemerintah menyatakan belasungkawa dan berharap yang terluka segera pulih.
Berita lain terkait dengan serangan bom mobil
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)