Itaewon, Lokasi Tragedi Halloween: Distrik Populer Tempatnya Backpacker dan Mahasiswa Internasional
Itaewon, salah satu distrik di ibu kota Korea Selatan (Korsel), Seoul, menjadi sorotan karena tragedi pesta Halloween yang menewaskan 154 orang.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi

Setelah panggilan darurat pertama muncul sekitar pukul 22.24, pihak berwenang pun bergegas ke lokasi kejadian.
Namun banyaknya orang di sana, membuat petugas sulit untuk menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan.
Video yang diposting ke media sosial menunjukkan orang-orang melakukan kompresi pada pengunjung lainnya yang tergeletak di tanah saat mereka menunggu bantuan medis.
Baca juga: Seorang Warga Australia Turut Menjadi Korban Tewas dalam Pesta Hallowen di Itaewon
Ribuan orang yang mengenakan kostum Halloween pun turut berkontribusi pada kebingungan dan kekacauan yang meluas.
Seorang saksi menggambarkan situasi di sana saat ia melihat seorang petugas polisi berteriak selama tragedi itu.
Baca juga: Presiden Korea Selatan Umumkan Masa Berkabung Nasional atas Tragedi Halloween Itaewon
Banyak orang yang justru masih bersuka ria dan mengira polisi itu sebagai pengunjung lainnya yang mengenakan kostum ala polisi.
Lalu siapa saja yang menjadi korbannya?
Korban dalam tragedi tersebut tergolong masih muda, mayoritas berusia remaja dan awal 20-an tahun.
Terkenal dengan kehidupan malam dan restorannya yang trendi, Itaewon populer di kalangan backpacker dan mahasiswa internasional.
Setidaknya 154 orang tewas dalam tragedi itu, sedangkan ratusan lainnya terluka saat kerumunan orang yang merayakan Halloween membludak di gang-gang sempit distrik Itaewon yang selama ini dikenal dengan kehidupan malam yang populer di Seoul.
Dalam tragedi tersebut, korban didominasi remaja dan dewasa muda berusia 20-an tahun.
Tragedi mematikan ini tentu menjadikannya sebagai salah satu bencana terburuk di Korsel.
Di sisi lain, pemerintah Korsel telah mengadakan emergency meeting dan emergency response untuk secara sigap melakukan evakuasi para korban, sehingga meminimalisir bertambahnya korban jiwa.