2 Hari Bungkam setelah Kalah Pilpres Brasil, Jair Bolsonaro Enggan Akui Kemenangan Lula da Silva
Presiden Brasil Jair Bolsonaro memecah keheningan setelah hampir dua hari berakhirnya pemilihan presiden negara itu, Minggu (30/10/2022).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro memecah keheningan setelah hampir dua hari berakhirnya pemilihan presiden negara itu, Minggu (30/10/2022).
Namun Bolsonaro enggan memberi selamat atau mengakui kemenangan saingannya, Luiz Inácio Lula da Silva.
Dikutip The Guardian, Bolsonaro kalah dari Lula da Silva dengan selisih 2,1 juta suara.
Bolsonaro memperoleh 49,1 persen suara dan Lula da Silva meraih 50,9 persen.
Dalam penampilan singkat pada Selasa sore, Bolsonaro akhirnya memecah keheningannya, di tengah meningkatnya kemarahan publik atas sikapnya yang tidak demokratis.
“Mimpi kami lebih hidup dari sebelumnya,” kata pria berusia 67 tahun itu kepada wartawan yang telah dipanggil ke istana Alvorada di ibu kota Brasilia.
Baca juga: Mantan Presiden Brasil Lula da Silva Kalahkan Petahana, Biden hingga Macron Ucapkan Selamat
Bolsonaro, yang merupakan presiden pertama yang kalah dalam pemilihan ulang dalam sejarah Brasi.
Dia tidak menyebutkan pemenang pemilihan - Lula da Silva - dan tidak mengatakan apakah dia menerima hasilnya.
Bolsonaro berterima kasih kepada 58 juta pemilih yang telah mendukung kampanyenya.
Tetapi tidak secara eksplisit mengatakan akan menghormati kemenangan Lula atau menyinggung 60 juta orang yang memilih lawannya.
“Sebagai presiden dan sebagai warga negara saya akan terus mengikuti semua perintah konstitusi kita,” kata Bolsonaro dengan ambigu.
Bolsonaro juga menyinggung klaim tak berdasar bahwa pemilihan hari Minggu tidak adil.
Baca juga: Pemilu Brasil: Mantan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva Unggul atas Petahana Jair Bolsonaro
Dia mengatakan protes pasca pemilihan yang dilakukan oleh pendukung garis keras – termasuk menggunakan truk dan ban untuk memblokir jalan raya utama – adalah buah dari “kemarahan dan perasaan ketidakadilan tentang bagaimana proses pemilihan berlangsung”.
“Protes damai akan selalu disambut,” kata Bolsonaro.