Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Populer Internasional: Rusia Hentikan Mobilisasi Parsial | Korban Jembatan Ambruk di India Bertambah

Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya Rusia hentikan mobilisasi parsial hingga bertambahnya korban jembatan ambruk di India.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Populer Internasional: Rusia Hentikan Mobilisasi Parsial | Korban Jembatan Ambruk di India Bertambah
Kolase Tribunnews
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya Rusia hentikan mobilisasi parsial hingga bertambahnya korban jembatan ambruk di India. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Rusia akhirnya menghentikan mobilisasi parsialnya, Vladimir Putin mengakui telah membuat kesalahan.

Sebelumnya, Rusia dilaporkan merekrut pasukan khusus dari Afghanistan untuk berperang di Ukraina.

Sementara itu, korban tewas jembatan runth di India bertambah.

Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Rusia Hentikan Mobilisasi Parsial, Vladimir Putin Akui Kesalahan

Baca juga: Pertempuran di Kherson Memanas, Pasukan Ukraina Berusaha Tembus Pertahanan Rusia

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, mobilisasi militer parsial untuk perang di Ukraina, telah selesai.

BERITA REKOMENDASI

"Semua kegiatan yang terkait dengan wajib militer warga di cadangan telah dihentikan," kata sebuah pernyataan pada Senin (31/10/2022), dikutip dari Al Jazeera.

Seperti diketahui, mobilisasi parsial pertama kali diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada September lalu.

Mobilisasi parsial menjadi salah satu dari serangkaian tindakan eskalasi dalam menanggapi kemunduran militer di Ukraina.

Putin pada saat itu mengatakan, rancangan tersebut diperlukan untuk melindungi negara dan integritas teritorialnya.

Namun, pengumuman tersebut malah memicu demonstrasi besar dan menyebabkan penangkapan ribuan orang.


Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan pada September lalu, sekitar 300 ribu pasukan tambahan akan direkrut dan akan menjadi spesialis dengan pengalaman tempur.

Akan tetapi, mobilisasi berjalan dengan kacau, banyak kasus pemberitahuan panggilan yang dipublikasikan kepada orang yang salah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas