Saksi Mata Ungkap Peran Penjaga Keamanan Sebelum Jembatan Morbi di India Ambruk
Sedikitnya 135 orang tewas ketika jembatan yang dibangun pada 1877 itu ambruk, menyebabkan korban terjun ke sungai di bawah jembatan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Rekaman CCTV
Rekaman CCTV menunjukkan sekelompok pemuda mengambil foto, sementara yang lain terlihat mengguncang jembatan dari sisi ke sisi pada saat sebelum kabel jembatan putus dan mereka jatuh ke air.
Polisi sejauh ini telah menangkap sembilan orang terkait tragedi ini. Mereka yang ditangkap termasuk petugas tiket dan tiga penjaga keamanan yang sedang bertugas ketika jembatan runtuh, ungkap pejabat senior kepolisian India Ashok Kumar Yadav.
Baca juga: Operasi Pencarian Masuk Hari Ketiga, Korban Tewas Jembatan Runtuh di India Bertambah Jadi 135 Orang
Belum dapat dipastikan apakah dua penjaga yang dilaporkan saksi mata termasuk di antara tiga orang yang ditangkap, menurut laporan Reuters.
"Insiden itu terjadi karena kurangnya pengaturan dan manajemen kerumunan," ujar Yadav, yang memimpin penyelidikan pemerintah atas insiden tersebut.
Pada Selasa (1/11/2022) malam, sepatu biru seorang anak tergeletak di dekat pintu masuk jembatan yang bertuliskan "Oreva", perusahaan yang memenangkan kontrak tahun ini untuk memelihara dan mengelola jembatan.
Pejabat kota Morbi, Sandesspsinh Zala mengatakan Oreva belum memberi tahu pihak berwenang setempat mengenai pembukaan kembali jembatan.
Seorang juru bicara Oreva belum menjawab panggilan berulang dan pesan teks Reuters sejak Minggu, untuk memberi komentar atas insiden tersebut.
Kekacauan berlanjut ke rumah sakit pemerintah Morbi. Ratusan orang berkumpul di sana, putus asa untuk mencari informasi mengenai kerabat mereka yang menjadi korban.
Tubuh beberapa korban terlihat berbaring di atas tandu dan di tempat tidur di dalam bangsal, kata sukarelawan Bhaskar Wala.
Seorang anggota staf rumah sakit, yang meminta namanya tidak disebutkan, mengatakan ada sedikit ruang untuk bergerak karena keramaian dan sulit mengidentifikasi baik korban yang hidup maupun yang meninggal.
"Orang-orang berbagi foto anggota keluarga mereka dengan kami. Saya membantu mengidentifikasi delapan anggota dari satu keluarga yang semuanya meninggal," kata Wala.