Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tragedi Halloween Itaewon Mengubah Mimpi Pasangan Pengantin Baru: 'Tolong Kirim Suami Saya Pulang'

Perayaan Halloween di Itaewon membuat Jinath menjadi salah satu dari 156 korban tewas dalam meningkatnya kerumunan di kawasan tersebut.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tragedi Halloween Itaewon Mengubah Mimpi Pasangan Pengantin Baru: 'Tolong Kirim Suami Saya Pulang'
AFP/ANTHONY WALLACE
Petugas penyelamat dan polisi berkumpul di distrik Itaewon di Seoul pada 30 Oktober 2022, setelah pesta Halloween yang menewaskan sedikitnya 151 orang. Tragedi mematikan yang terjadi pada perayaan Halloween di distrik Itaewon, Seoul, pada Sabtu (29/10/2022), mengubah kisah manis dan mimpi pasangan muda Jinath dan Fatima untuk membangun keluarga.(Photo by Anthony WALLACE / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Seorang pria asal Sri Lanka, Jinath yang berusia 26 tahun menikahi istrinya, Fatima pada Juli lalu.

Itu merupakan hasil manis dari lika-liku kisah cinta mereka yang telah berjuang selama 8 tahun untuk mendapatkan restu dari orang tua masing-masing.

Akhirnya, setelah Jinath datang ke Korea Selatan (Korsel), kedua keluarga pun menerima pernikahan tersebut, dan Fatima kini sedang mengandung.

Namun tragedi mematikan yang terjadi pada perayaan Halloween di distrik Itaewon, Seoul, pada Sabtu (29/10/2022), lalu, mengubah kisah manis dan mimpi pasangan muda itu untuk membangun keluarga.

Baca juga: Presiden Korsel Kembali Kunjungi Altar, Berkabung untuk Para Korban Tragedi Halloween Itaewon

Perayaan Halloween di Itaewon membuat Jinath menjadi salah satu dari 156 korban tewas dalam meningkatnya kerumunan di kawasan tersebut.

Setelah ditinggal Jinath untuk selamanya, Fatima yang telah berencana untuk belajar di Korea, hanya memiliki satu permintaan 'Tolong kirim suami saya pulang'.

BERITA REKOMENDASI

Dikutip dari laman www.koreaherald.com, Kamis (3/11/2022), teman dekat almarhum Jinath yang berupaya membantu pemulangan jenazahnya, Ifham mengatakan bahwa Fatima tidak memiliki kata-kata lebih dari sekadar meminta jenazah suaminya untuk dipulangkan.

"Agar ia bisa melakukan upacara pemakaman terakhir untuk suaminya. Kami sedang berusaha dan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Sri Lanka di Seoul, namun prosesnya membutuhkan waktu," kata Ifham.

Ifham menambahkan bahwa Jinath ingin Fatima tinggal bersamanya di Korsel sambil menuntut ilmu di sana.

"Jinath ingin Fatima datang ke Korea untuk belajar, tinggal di sana bersamanya. Fatima sedang mempersiapkan dokumen untuk masuk ke Universitas Korea baru-baru ini, namun semua mimpi itu telah hancur," tegas Ifham.

Ifham menekankan bahwa Jinath memiliki banyak beban yang harus ia tanggung.

Baca juga: Kepolisian Korsel Dikecam karena Lalai dan Abaikan Panggilan Darurat Soal Tragedi Halloween Itaewon


Karena ia tidak hanya harus memikirkan Fatima yang sedang hamil saja, namun juga keluarganya karena Jinath merupakan satu-satunya pencari nafkah bagi ayah, ibu dan kakaknya.

Ibunya menderita kanker, ayahnya menderita diabetes, sedangkan kakak laki-lakinya telah berjuang dengan masalah kesehatan mental.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas