Populer Internasional: 3 Musuh Utama AS Bergabung | Mantan PM Pakistan Ditembak
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya kekhawatiran Gedung Putih atas ketegangan yang berkembang di Eropa, Asia Timur dan Timur Tengah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Gedung Putih menyatakan keprihatinannya atas ketegangan yang berkembang di Eropa, Asia Timur dan juga Timur Tengah.
Sementara itu, Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan ditembak orang tak dikenal.
Di China, di tengah lockdown akibat Covid-19, seorang ayah kehilangan anaknya karena penanganan yang lambat.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Ketika Tiga Musuh Utama Amerika Serikat Bergabung, Gedung Putih Ungkap Keprihatinannya
Baca juga: Harga Gandum Turun, Setelah Rusia Kembali ke Kesepakatan Ekspor dari Laut Hitam Ukraina
Di tengah perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan, Gedung Putih menyatakan keprihatinannya karena beberapa masalah luar negeri mendesak yang dihadapi Amerika Serikat (AS) di Eropa, Asia Timur, dan Timur Tengah saling bertumpukan.
Di Asia, misalnya, muncul ketengangan antara China (yang bersekutu dengan Rusia) vs Taiwan (yang didukung Amerika Serikat) dan Korea Utara (Rusia) vs Korea Selatan (AS).
Sedangkan di Timur Tengah, muncul rumor bahwa Iran, sahabatnya Rusia, akan menyerang Arab Saudi dan Irak Utara --dua negara yang dianggap dekat dengan poros AS.
Dari Asia, muncul dua perkembangan terbaru hari ini, Kamis (3/11/2022).
Salah satu negara di Asia, Kamboja, secara terbuka menyatakan akan berada di sisi Ukraina, menerjunkan tentara untuk membersihkan ranjau Rusia.
Sementara itu, Indonesia menyatakan prihatin atas rencana Amerika Serikat untuk mengirim enam pesawat pengebom B-52 berkemampuan nuklir ke sebuah pangkalan udara di Australia utara.
Meletakan enam pesawat berkemampuan nuklir di Australia dianggap sebagai langkah AS menggertak China menyusul ketegangan China-Taiwan.
Keprihatinan Gedung Putih, AS, mengenai kondisi politik global muncul setelah Presiden Joe Biden dilaporkan kehilangan kesabarannya dan meninggikan suaranya saat panggilan telepon dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.