Kereta Api Melintas dari Korut ke Rusia, Menyusul Dugaan Kim Jong Un Pasok Senjata untuk Putin
Sebuah kereta api melintasi perbatasan Korea Utara dan Rusia di tengah tuduhan AS bahwa Pyongyang memasok peluru artileri untuk Moskow.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah kereta api melintas dari Korea Utara ke Rusia pada Jumat (4/11/2022).
Ini terjadi setelah AS mengaku memiliki informasi bahwa Korea Utara diduga diam-diam mengirim peluru artileri kepada Rusia untuk invasi Ukraina.
Adapun laporan mengenai pergerakan kereta api dari Korea Utara ke Rusia itu diungkap 38 North, lembaga think tank yang berbasis di AS, melalui citra satelit.
38 North yang fokus memantau pergerakan Korea Utara, mengatakan bahwa untuk pertama kalinya terjadi pergerakan kereta api di rute Korut-Rusia dalam beberapa tahun.
Sebelumnya pada Rabu lalu, layanan dokter hewan Rusia melaporkan sebuah kereta api melintasi perbatasan ke Korea Utara membawa kuda.
"Tidak mungkin untuk menentukan tujuan kereta dari citra satelit, tetapi penyeberangan itu terjadi di tengah laporan penjualan senjata dari Korea Utara ke Rusia dan ekspektasi umum akan dimulainya kembali perdagangan antara kedua negara," kata 38 North, lapor Reuters.
Dikatakan Korea Utara menutup Jembatan Persahabatan Tumangang (Jembatan Persahabatan Korea-Rusia) pada Februari 2020 lalu karena pandemi Covid-19.
Jembatan sepanjang 800 meter (yard) tersebut adalah satu-satunya lintasan darat antar kedua negara.
Menurut laporan, pada pukul 10.24 waktu setempat, tiga gerbong kereta tertutup terlihat di sisi perbatasan Korea Utara.
Lalu pada pukul 13.10 waktu setempat, tampaknya sudah berada di Rusia di belakang lokomotif, sekitar 200 meter dari ujung jembatan rel.
Pada pukul 14.29, lokomotif dan tiga gerbong terlihat di rel di Stasiun Khasan Rusia, sekira 2 km dari perbatasan.
Tiga gerbong tertutup yang lebih kecil diparkir di samping kereta yang baru tiba di jalur yang berdekatan.
"Apakah pemindahan material sedang berlangsung tidak dapat ditentukan, dan lokasi yang diparkir dari rangkaian kereta ini mungkin tidak terkait," kata laporan itu.
Gedung Putih pada Rabu (2/11/2022) mengatakan Washington memiliki informasi yang menunjukkan Pyongyang diam-diam mengirim banyak peluru artileri untuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina.