Isu Sekularisme di Turki Memanas Gara-gara Sopir Bus Tak Mau Berhenti Saat Waktu Shalat
Isu sekularisme memanas di Turki setelah bus jarak jauh enggan berhenti untuk membiarkan penumpangnya yang Muslim shalat.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Keengganan seorang sopir bus jarak jauh untuk berhenti agar para penumpang bisa shalat, memicu perdebatan baru tentang sekularisme di Turki.
Turki diketahui merupakan salah satu negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Isu sekularisme ini muncul setelah penumpang mengeluh di media sosial Twitter pada akhir pekan lalu.
Pihak perusahaan perjalanan kemudian memberikan tanggapan yang dinilai kontroversial.
"Tidak ada hak yang ditentukan oleh konstitusi (Turki) dapat digunakan untuk melanggar konsepsi demokratis dan sekuler republik," kata perusahaan Oz Ercis dalam sebuah pernyataan, dilansir Arab News.
Pernyataan yang viral itu menjadi contoh terbaru dari perdebatan lama di Turki, dengan mayoritas penduduk Muslim namun memiliki sejarah sekuler.
Baca juga: Imbas Dovish Erdogan, Inflasi Turki di Oktober Melesat Naik 85,51 Persen
Sekularisme umumnya didefinisikan sebagai pemisahan agama dari urusan sipil dan negara.
Namun di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan, prinsip ini pelan-pelan terkikis.
Bus yang tidak mau berhenti untuk membiarkan penumpangnya sholat itu merupakan bus jarak jauh.
Kendaraan tersebut menempuh salah satu rute terpanjang melalui Turki, menghubungkan wilayah Van dekat perbatasan Iran di timur ke Izmir di pantai Aegean di Turki barat, jelas pihak perusahaan pada Selasa (8/11/2022).
Perjalanan memakan waktu lebih dari 24 jam.
"Perusahaan menemukan dirinya di tengah kontroversi sekularisme. Kami dipilih sebagai target. Tapi kami menghormati semua keyakinan," kata pengacara yang mewakili perusahaan, Tuncay Keserci.

Menurutnya, sopir bus hanya ingin memenuhi hak semua penumpang baik yang beragama Islam maupun bukan terkait estimasi kedatangan.
"Tidak mungkin mengabaikan hak penumpang lain yang tidak shalat dan ingin tiba di tempat tujuan tepat waktu, bagi penumpang untuk shalat," tambah pernyataan perusahaan itu.