40.000 Warga Ukraina dan Lebih dari 100.000 Tentara Rusia Tewas atau Terluka dalam Perang
Sebanyak 40.000 warga sipil Ukraina dan lebih dari 100.000 tentara Rusia telah tewas atau terluka dalam perang.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Jenderal Angkatan Darat Mark Milley, Ketua Gabungan Kepala Staf mengatakan sebanyak 40.000 warga sipil Ukraina dan lebih dari 100.000 tentara Rusia telah tewas atau terluka dalam perang.
Hal yang sama mungkin juga terjadi di pihak Ukraina, kata Milley.
Dengan banyaknya korban yang berjatuhan di kedua belah pihak, lanjut Milley, pengunduran diri Rusia dari Kherson dapat memberi Moskow dan Kyiv kesempatan untuk merundingkan perdamaian.
“Hal yang sama mungkin di pihak Ukraina. Ada begitu banyak penderitaan, penderitaan manusia,” kata Milley di The Economic Club of New York, Rabu (9/11/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia terbuka untuk pembicaraan damai dengan Rusia untuk mengakhiri perang, Selasa (8/11/2022).
Tetapi, Rusia harus memenuhi syarat yang diajukan Ukraina, yaitu Moskow harus mengembalikan semua tanah yang diduduki, memberikan kompensasi atas kerusakan perang dan menghadapi tuntutan atas kejahatan perang.
Baca juga: Rusia Tarik Mundur Pasukannya dari Kherson, Ukraina Khawatir Ini Jebakan
Sementara Rusia juga telah mengungkapkan keterbukaannya untuk pembicaraan, dan minggu ini mengumumkan telah mulai mundur dari Kherson.
Zelensky memperingatkan bahwa Moskow berpura- pura menarik diri dari Kherson untuk memikat tentara Ukraina ke dalam pertempuran yang mengakar di kota pelabuhan industri strategis, pintu gerbang ke Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia.
Milley, perwira militer Amerika Serikat (AS) berpangkat tertinggi, mengatakan Rusia telah mengumpulkan 20.000 hingga 30.000 tentara di Kherson dan penarikan penuh bisa memakan waktu beberapa minggu.
"Indikator awalnya adalah mereka benar-benar melakukannya. Mereka membuat pengumuman publik bahwa mereka melakukannya," kata Milley sebagaimana dikutip AP News.
"Saya percaya mereka melakukannya untuk mempertahankan kekuatan mereka untuk membangun kembali garis pertahanan di selatan sungai (Dnieper), tetapi itu masih harus dilihat" lanjutnya.
Milley mengatakan mungkin saja Rusia akan menggunakan retret untuk mengatur ulang pasukan mereka untuk serangan musim semi, tetapi ada juga peluang untuk negosiasi.
Tetapi agar negosiasi memiliki peluang, baik Rusia dan Ukraina harus mencapai pengakuan bersama bahwa kemenangan militer mungkin tidak dapat dicapai melalui cara militer, dan oleh karena itu Anda perlu beralih ke cara lain, kata Milley, mengutip akhir Perang Dunia I sebagai contoh.
Lebih lanjut, berikut update perang antara Rusia dan Ukraina, Kamis (10/11/2022), dikutip dari The Guardian.