Joe Biden dan Pangeran MBS Tidak Akan 'Sebangku' di G20, Hubungan AS-Arab Saudi Tak Baik-baik Saja?
Hubungan AS dan Arab Saudi, yang sebelumnya sekutu, tengah bersitegang terkait pemangkasan produk minyak.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Bidan tidak akan duduk bersama putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman dalam KTT G20 di Bali.
Baik Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden maupun Pangeran Mohammed Bin Salman akan menghadiri acara KTT G20 di Bali.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengungkapkan hal tersebut ketika Biden berangkat ke Mesir untuk pertemuan Perubahan Iklim PBB COP27, dan pertemuan tahunan AS-ASEAN dan Asia Timur di Kamboja, sebagaimana dikutip dari US News, Sabtu (12/11/2022).
Pada pertengahan Oktober lalu, Sullivan telah menyatakan Biden 'tak ada rencana' bertemu Salman dalam menyikapi pemangkasan produksi minyak sebesar 2 juta barel oleh OPEC+, kelompok eksportir minyak mentah yang dipimpin Arab Saudi bersama Rusia.
Biden tak akan sembrono, dan akan membuat langkah 'metodis' menyikapi hubungan negara itu dengan Arab Saudi yakni setelah Kongres AS kembali dari reses.
Hubungan AS dan Arab Saudi, yang sebelumnya sekutu, tengah bersitegang terkait pemangkasan produk minyak.
Pemangkasan produksi minyak sebesar 2 juta barel dilakukan oleh OPEC+, kelompok eksportir minyak mentah yang dipimpin Arab Saudi bersama Rusia.
Harga minyak dunia meroket akibat serangan Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Kebijakan SPSK untuk Lindungi Pekerja Migran Indonesia di Arab Saudi
Pemangkasan produksi itu membuat Pemerintahan Biden kesulitan untuk menahan harga gas dan minyak domestik serta inflasi.
Biden menuduh Arab Saudi telah berpihak kepada Rusia terkait permasalahan minyak.
Biden, dalam janji kampanye menyikapi kematian penulis Washington Post dan kritikus rezim Jamal Khashoggi, juga menyatakan akan membuat Arab Saudi menjadi 'pariah'.
Juli lalu, terakhir kali, Biden bertemu dengan Mohammed bin Salman.
Di sela-sela pertemuan G20, Biden dikabarkan lebih memilih melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping.
Baik AS dan China telah mengonfirmasikan kedua kepala negara akan bertemu dalam kesempatan itu.
Keduanya dilaporkan akan membicarakan mengenai Taiwan, Hak Asasi Manusia (HAM) dan Korea Utara.
Biden dilaporkan berusaha untuk membangun kembali hubungan antara AS dan China.
Sumber: Kompas tv