Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lonjakan Harga Susu di Korsel Diperkirakan akan Menaikkan Harga Roti, Kopi dan Mentega

Konsumsi susu menyusut sementara susu domestik kehilangan daya saingnya terhadap susu impor yang murah dan menembus pasar susu lokal

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Lonjakan Harga Susu di Korsel Diperkirakan akan Menaikkan Harga Roti, Kopi dan Mentega
pixabay.com/Couleur
Ilustrasi susu - Konsumen Korea Selatan (Korsel) kemungkinan akan melihat serangkaian kenaikan harga pada roti, mentega dan produk susu lainnya, ini mungkin akan memperburuk kenaikan susu yang telah melonjak 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Konsumen Korea Selatan (Korsel) kemungkinan akan melihat serangkaian kenaikan harga pada roti, mentega dan produk susu lainnya, ini mungkin akan memperburuk kenaikan susu yang telah melonjak.

Koperasi Susu Seoul atau Seoul Dairy Cooperative, yang merupakan pemasok susu dan produk susu terbesar di negara itu, baru-baru ini mengumumkan akan menaikkan harga susu dan produk susu sekitar 6 persen mulai Kamis mendatang.

Dikutip dari laman www.koreaherald.com, Minggu (13/11/2022), Maeil Dairy dan Namyang Dairy mengumumkan kenaikan harga masing-masing sebesar 9,6 persen dan 8,7 persen, menaikkan harga 900 mililiter susu menjadi 2.860 won dan satu liter susu menjadi 2.880 won.

Lonjakan harga susu kemungkinan akan menaikkan harga roti dan kopi, serta mentega, keju, krim serta produk susu lainnya.

"Saya menghabiskan sekitar 300.000 hingga 400.000 won sebulan untuk membeli susu untuk membuat latte dan minuman berbahan dasar susu. Saya tidak berani menaikkan harga karena takut kehilangan pelanggan. Membeli susu steril yang hemat biaya adalah satu-satunya hal yang bisa saya lakukan," kata seorang pemilik kedai kopi bermarga Lee, yang menjalankan sebuah toko di Gunpo, Provinsi Gyeonggi.

Baca juga: Inovasi Gabungan Kopi Arabika dan Susu Plant Based Bikin Minuman Kekinian Makin Sehat

Kenaikan harga susu yang dilakukan oleh perusahaan susu terjadi saat Komite Susu Korea, sebuah organisasi swasta yang mengawasi distribusi susu mentah yang adil, memutuskan untuk menaikkan harga 1 liter susu mentah sebesar 49 won pada 4 November lalu.

BERITA REKOMENDASI

"Meningkatnya biaya logistik dan energi, serta melemahnya won Korea juga menambah tekanan pada perusahaan untuk menaikkan harga," kata sumber yang enggan disebutkan.

Selain itu, konsumsi susu secara keseluruhan menyusut, sementara susu domestik kehilangan daya saingnya terhadap susu impor yang murah dan menembus pasar susu lokal.

Menurut laporan dari politisi Eo Gi-ku, tingkat konsumsi susu domestik menurun dari 48,1 persen pada 2020 menjadi 45,7 persen pada tahun lalu.

Jika dibandingkan 10 tahun lalu, angka tersebut menunjukkan penurunan besar dari 62,8 persen, sedangkan pangsa pasar susu impor melonjak dari 37,2 persen menjadi 54,3 persen.

Menurunnya permintaan susu lokal telah menyebabkan kinerja perusahaan susu domestik menjadi kurang baik.

Purmil, produsen susu yang sebelumnya dimiliki oleh Lotte Group, mengatakan pada Kamis lalu bahwa mereka akan mengurangi 30 persen tenaga kerjanya, dengan alasan perlunya meningkatkan efisiensi manajemen.

Pengumuman ini disampaikan sekitar sebulan setelah perusahaan tersebut mengatakan akan memberhentikan 360 stafnya.

Ini tentunya memicu kemarahan dari serikat pekerja perusahaan dan sekitar 500 toko ritel.

Kementerian Pertanian, Pangan dan Pedesaan Korsel pada 4 November lalu meminta perusahaan makanan untuk menahan diri agar tidak memaksakan kenaikan harga secara drastis pada produk makanan yang menggunakan susu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas