Profil Fumio Kishida, Perdana Menteri Jepang yang Hadiri KTT G20 Bali
Simak profil Fumio Kishida, Perdana Menteri Jepang yang turut hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022.
Penulis: Nurkhasanah
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida turut hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022.
Fumio Kishida didampingi sang istri telah tiba di Bandara Internasional I Gustu Ngurah Rai, Bali pada Minggu, (13/11/2022).
Dikenal sebagai seorang politisi, Fumio Kishida lahir pada 29 Juli 1957.
Fumio Kishida juga berasal dari keluarga politisi, sang ayah (Fumitake) dan kakeknya (Masaki) merupakan mantan politikus anggota majelis rendah.
Fumio Kishida mengenyam pendidikan di Universitas Waseda jurusan ilmu hukum.
Dikutip dari mofa.go.jp, setelah lulus pada tahun 1982, Fumio Kishida bergabung dengan Long-Term Credit Bank di Jepang.
Baca juga: Bertemu PM Jepang Fumio Kishida, Jokowi Minta Dukungan Agar Proyek MRT Jakarta Cepat Rampung
Karir politik Fumio Kishida dimulai pada tahun 1987, ia menjadi sekretaris ayahnya yang merupakan anggota parlemen dari majelis rendah.
Pada pemilihan umum tahun 1993, Fumio Kishida terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat di domisilinya yakni Hiroshima.
Pada tahun 2007, Fumio Kishida menjabat Menteri Urusan Okinawa di Kabinet Abe pertama dan kabinet Fukuda.
Ia kemudian diangkat menjadi menteri negara yang bertanggung jawab atas urusan konsumen dan kebijakan antariksa pada kabinet Fukuda pada tahun 2008.
Baca juga: Mengapa Terjadi Penurunan Dukungan Masyarakat Kepada PM Jepang Fumio Kishida?
Tahun 2011 Fumio Kishida menjabat sebagai ketua Komite Urusan Diet Liberal Democratic Party (LDP).
Fumio Kishida berperan penting dalam mengatur kunjungan Presiden Obama ke Hiroshima pada tahun 2016, dikutip dari tokyoweekender.com.
Pada April 2016, Kishida menjadi tuan rumah pertemuan di Hiroshima untuk para menteri luar negeri G7.
Di antara pejabat yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry, yang menjadi pejabat pemerintah tertinggi dari Amerika Serikat yang mengunjungi kota Hiroshima.
Kishida perlu melakukan negosiasi yang panjang dan rumit untuk mengatur pertemuan tersebut karena para anggota memiliki perbedaan pendapat tentang senjata nuklir.
Namun upaya yang dilakukan Kishida itu pun tidak sia-sia mana kala dia berbicara dengan Kerry tentang kemungkinan Barack Obama melakukan kunjungan resmi ke Hiroshima.
Satu bulan kemudian, Kerry menerima keinginan Fumio Kishida itu.
Fumio Kishida juga merupakan menteri luar negeri terlama di Jepang dalam sejarah pascaperang.
Ia memegang jabatan menteri luar negeri selama empat tahun tujuh bulan, hal ini memecahkan rekor yang dibuat oleh Shintaro Abe, ayah dari perdana menteri Shinzo Abe.
Selain mengatur kunjungan Obama ke Hiroshima, Kishida juga bertanggung jawab untuk mencapai kesepakatan penting dengan Korea Selatan tentang isu “wanita penghibur”.
Kedua negara sepakat bahwa pemerintah Jepang akan mendanai yayasan bagi perempuan yang bekerja di rumah bordil masa perang.
Jepang tetap teguh dalam pandangannya bahwa masalah tersebut telah diselesaikan dalam Perjanjian 1965 tentang 'Treaty on Basic Relations' antara Jepang dan Republik Korea.
Sebagai liberal moderat, Kishida telah lama dilihat sebagai perdana menteri masa depan.
Meskipun kalangan publik kurang mendukungnya, Kishida dipandang sebagai pilihan yang lebih aman oleh anggota LDP Diet.
Dikenal sebagai individu yang bersuara lembut dan tidak menonjolkan diri, Kishida mengakui bahwa selama kampanye beberapa orang melihatnya membosankan.
Namun di dalam partai, Kishida sangat dihormati dan telah lama dipandang sebagai pemimpin masa depan.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)