Di Depan Anak Buah Putin, Presiden Komisi Eropa Umumkan Stop Penggunaan Bahan Bakar Fosil Rusia
Disebutkan keputusan ini diambil bukan hanya karena pemberian sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen mengatakan bahwa saat ini Uni Eropa (UE) telah mengambil keputusan untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil Rusia.
Pernyataan ini disampaikannya di hadapan para pemimpin dunia yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua Bali, Selasa (15/11/2022) kemarin.
Termasuk di depan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov yang mewakili Presiden Rusia Vladimir Putin yang enggan hadir lantaran mengaku 'terlalu sibuk'.
"Bagaimana situasi di uni eropa, kami telah memutuskan untuk sepenuhnya menjauh dari bahan bakar fosil Rusia," kata Von der Leyen, dalam forum profil tingkat tinggi yang turut ditayangkan live streaming pada Youtube channel Sekretariat Presiden.
Baca juga: Menilik Menu Jamuan Makan Malam KTT G20 Bali, Mulai dari Wagyu, Singkong, Hingga Beras Ketan
Ia menegaskan bahwa keputusan ini diambil bukan hanya karena pemberian sanksi terhadap Rusia atas invasi yang dilakukan terhadap Ukraina.
Namun juga lantaran UE menganggap bahwa menggunakan bahan bakar fosil Rusia merupakan hal yang negatif karena tidak berkelanjutan dan tidak baik bagi kelestarian lingkungan.
"Kami telah memahami dan mempelajari, itu adalah ketergantungan yang tidak sehat yang tidak berkelanjutan," jelas Von der Leyen.
Oleh karena itu, UE pun menawarkan kemitraan bagi negara berkembang untuk memperkuat pembangunan infrastruktur dan investasi yang positif di negara berkembang.
Salah satunya melalui The Partnership for Global Infrastructure and Investment (GII).
"Dan kami ingin koneksi yang andal untuk mencari, dan inilah mengapa kami ingin meluncurkan kemitraan untuk infrastruktur global dan investasi di GII. Kami bergabung untuk memberikan penawaran yang kuat dan positif kepada mitra kami untuk membantu infrastruktur global, yang kita semua butuhkan untuk program berkelanjutan," papar Von der Leyen.