Politisi Polandia: Insiden Rudal adalah 'Provokasi' Ukraina Minta Lebih Banyak Dukungan
Polandia harus memikirkan kembali posisinya terhadap konflik di Ukraina setelah 'provokasi' di pihak Ukraina yang menelan korban jiwa dua penduduk.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WARSAWA - Polandia harus memikirkan kembali posisinya terhadap konflik di Ukraina setelah 'provokasi' di pihak Ukraina yang menelan korban jiwa dua penduduk desa.
Pernyataan ini disampaikan seorang mantan anggota dewan kota di Lublin, Polandia pada Rabu waktu setempat.
Jaroslaw Pakula, yang masa jabatannya berakhir empat hari sebelum insiden itu, mengatakan bahwa rudal yang menghantam Przewodow jelas-jelas merupakan milik Ukraina dan pemerintah Polandia perlu mengirimka pesan ke Ukraina, alih-alih menceritakan 'dongeng' kepada warganya.
"Tentu saja, ini roket Ukraina. Tentu saja, ini adalah provokasi dari otoritas Ukraina. Roket tidak dapat ditembakkan 100 km ke arah yang berlawanan secara tidak sengaja," tegas Pakula, dalam laman Facebook miliknya.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (17/11/2022), tujuan dari provokasi tersebut, kata dia, adalah untuk menakut-nakuti Uni Eropa (UE) dan mendapatkan dukungan masyarakat sipil demi mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina.
"Alih-alih menceritakan 'dongeng' tentang rudal itu, Presiden Polandia Andrzej Duda harus memberitahu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa Polandia 'tidak akan lagi menerima perilaku ini'. Saya mendesak anda untuk memikirkan kembali posisi Polandia mengenai perang ini, jika garis merah dilintasi lagi," kata Pakula.
Laman Facebook Pakula masih memiliki bendera Ukraina di atas foto potretnya, dan mencantumkannya sebagai Ketua Dewan Kota Lublin, pusat wilayah tempat Przewodow berada.
Namun situs web resmi kota itu mencatat bahwa ia tidak lagi menjabat sejak 11 November lalu.
Sebelumnya, Zelenskyy secara cepat menuduh Rusia menyerang Polandia dan seluruh NATO setelah sebuah rudal meledak di Przewodow pada Selasa sore, menewaskan dua orang.
Pemerintah Ukraina mengatakan insiden itu menunjukkan perlunya NATO untuk 'menutup langit' atas Ukraina, seperti yang dituntut negara itu sejak Februari lalu.
Saat Zelenskyy terus bersikeras bahwa rudal itu dikirim Rusia, Polandia dan Rusia sama-sama mengidentifikasinya sebagai rudal pertahanan udara S-300, dengan Polandia menyebutnya sebagai 'buatan Rusia', namun Rusia menunjukkan rudal itu dalam layanan Ukraina.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden: Kecil Kemungkinan Rudal yang Jatuh di Polandia Ditembakkan dari Rusia
Amerika Serikat (AS) dan NATO juga menggambarkan rudal itu sebagai roket pertahanan udara yang 'tersesat'.
Negara Barat berusaha untuk meminimalkan insiden tersebut, namun berpendapat pula bahwa Rusia adalah penyebab utama pemboman Ukraina.
Di sisi lain, militer Rusia telah menunjukkan bahwa serangan rudal pada Selasa lalu terhadap militer Ukraina dan target infrastruktur energi tidak mendekati perbatasan Polandia.