Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Digempur Pasukan Rusia, Hampir Setengah Sistem Energi Ukraina Lumpuh

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan serangan rudal Rusia telah melumpuhkan hampir setengah dari sistem energi Ukraina.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
zoom-in Digempur Pasukan Rusia, Hampir Setengah Sistem Energi Ukraina Lumpuh
AFP/SERGEI SUPINSKY
Seorang pekerja memeriksa kerusakan saat dia memperbaiki peralatan saluran listrik yang hancur setelah serangan rudal di pembangkit listrik, di lokasi yang dirahasiakan di Ukraina, pada 27 Oktober 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan pada Jumat (18/11/2022), serangan rudal Rusia telah melumpuhkan hampir setengah dari sistem energi Ukraina.

Pihak berwenang di ibukota Ukraina, Kyiv, memperingatkan kota itu dapat menghadapi "penutupan total" jaringan listrik saat musim dingin tiba.

“Sayangnya Rusia terus melakukan serangan rudal terhadap infrastruktur sipil dan kritis Ukraina. Hampir setengah dari sistem energi kita dinonaktifkan,” kata Denys Shmyhal, yang dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-269: Serangan Rudal Rusia Lumpuhkan Sistem Energi Ukraina

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sekitar 10 juta orang di Ukraina hidup tanpa listrik. Dia mengatakan pihak berwenang di beberapa daerah Ukraina memerintahkan pemadaman listrik darurat.

Operator jaringan listrik nasional Ukraina Ukrenergo mengatakan Rusia telah meluncurkan enam serangan rudal berskala besar terhadap infrastruktur energi Kyiv antara 10 Oktober hingga 15 November.

Baca juga: Populer Internasional: Rusia Tembaki Pusat Energi Ukraina | Guangzhou Bangun Rumah Sakit Darurat

Rusia telah melakukan serangan signifikan di seluruh Ukraina setelah jembatan utama yang menghubungkan Semenanjung Krimea rusak sebagian akibat ledakan pada Oktober. Moskow menyalahkan Kyiv atas ledakan itu, tuduhan yang telah dibantah Ukraina.

Dengan suhu turun hingga nol derajat dan salju pertama tahun ini telah terlihat di Kyiv, para pejabat Ukraina bekerja untuk memulihkan jaringan listrik nasional setelah Rusia melakukan pemboman terberat terhadap infrastruktur sipil Ukraina dalam perang yang sudah berlangsung sembilan bulan ini.

BERITA TERKAIT

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bencana kemanusiaan di Ukraina pada musim dingin ini karena kekurangan listrik dan air.

“Kami sedang mempersiapkan skenario yang berbeda, termasuk penutupan total,” kata wakil kepala pemerintah kota Kyiv, Mykola Povoroznyk.

Baca juga: Rusia Tembaki Pusat Energi Ukraina saat Salju Pertama Turun, 10 Juta Warga Tak Dapat Listrik

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pasukannya telah menggunakan senjata jarak jauh pada Kamis (17/11/2022) untuk menyerang fasilitas pertahanan dan industri Ukraina, termasuk "fasilitas pembuatan rudal".

Seorang juru bicara tentara Ukraina mengatakan dalam sebuah laporan bahwa pasukan Rusia, yang sekarang ditempatkan kembali di tepi Sungai Dnieper di wilayah Kherson, telah menembaki kota-kota termasuk Antonivka dan Bilozerka di tepi barat serta Chornobaivka, yang menjadi gudang peralatan Ukraina.

Moskow terpaksa menarik diri dari ibu kota Kherson pada 9 November.

Penyelidik di daerah-daerah yang dibebaskan di wilayah Kherson menemukan 63 mayat dengan tanda-tanda penyiksaan setelah pasukan Rusia pergi, kata Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskyi.

Komisaris hak asasi manusia di Parlemen Ukraina, Dmytro Lubinets, merilis sebuah video yang menunjukkan tempat yang diklaim digunakan pasukan Rusia sebagai ruangan penyiksaan di wilayah Kherson.

Video tersebut belum dapat diverifikasi kebenarannya. Sementara Rusia membantah pasukannya sengaja menyerang warga sipil Ukraina dan melakukan kekejaman.

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" untuk melenyapkan kaum nasionalis yang berbahaya. Ukraina menyebut tindakan Moskow sebagai perampasan tanah imperialis yang tidak beralasan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas