Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Populer Internasional: Rusia Tembaki Pusat Energi Ukraina | Guangzhou Bangun Rumah Sakit Darurat

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya Rusia tembaki pusat energi Ukraina, membuat 10 juta orang tak memiliki listrik saat musim dingin.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
zoom-in Populer Internasional: Rusia Tembaki Pusat Energi Ukraina | Guangzhou Bangun Rumah Sakit Darurat
Kolase Tribunnews
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya Rusia tembaki pusat energi Ukraina, membuat 10 juta orang tak memiliki listrik saat musim dingin. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Memasuki musim dingin di Eropa, Rusia targetkan pusat energi Ukraina.

Sebagai akibatnya, sekitar 10 juta warga tidak dapat listrik.

Di Guangzhou China, kasus Covid-19 melonjak, pemerintah bangun rumah sakit darurat.

Sementara itu, Korea Utara kembali menembakkan rudal balistik.

Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: Polandia Tolak Beri Visa untuk Delegasi Rusia yang akan Hadiri OSCE di Warsawa

1. Rusia Tembaki Pusat Energi Ukraina saat Salju Pertama Turun, 10 Juta Warga Tak Dapat Listrik

Berita Rekomendasi

Rusia kembali menargetkan pusat pembangkit energi di Ukraina dengan roket, drone dan rudal tepat ketika salju pertama turun di Kyiv, pada Kamis (17/11/2022).

Bersamaan musim dingin ini, perang Rusia-Ukraina memasuki babak baru dengan ancaman kekurangan listrik dan gas menyusul serangan bertubi-tubi Moskow ke fasilitas energi.

Sirine udara terdengar di seluruh Ukraina pada Kamis (17/11/2022).

Ini terjadi setelah Rusia melepaskan gelombang serangan roket, drone, dan rudal di seluruh Ukraina.

Ini merupakan serangan massal keenam sejak awal Oktober, yang menurut Kyiv ditujukan untuk menghancurkan sistem energi Ukraina, lapor AP News.

Sedikitnya tujuh orang tewas dan lebih dari dua lusin lainnya terluka dalam serangan drone dan rudal, termasuk satu yang menghantam bangunan tempat tinggal, kata pihak berwenang.

Pasukan Kremlin mengalami serangkaian kemunduran di Ukraina, yang terbaru adalah hilangnya Kota Kherson di selatan.

Menghadapi kekalahan tersebut, Rusia semakin sering melakukan serangan udara ke infrastruktur energi dan sasaran sipil lainnya di wilayah Ukraina yang tidak dikuasainya.

Pada Selasa lalu, Rusia melepaskan lebih dari 100 rudal dan pesawat tak berawak yang mengakibatkan pemadaman listrik pada 10 juta warga Ukraina.

Menteri energi Ukraina mengatakan bahwa ini merupakan serangan terbesar di jaringan listrik negara dalam hampir sembilan bulan perang.

Di tengah rentetan tembakan Rusia itu, sebuah rudal menghantam di wilayah Polandia dekat perbatasan Ukraina dan menewaskan dua orang.

Sekutu Barat dan NATO menyebut rudal nyasar itu diduga ditembakkan sistem pertahanan udara Ukraina saat mempertahankan diri dari serangan Rusia.

Intensitas pengeboman yang meningkat, membuat penduduk Ukraina sering mengalami pemadaman listrik dan distribusi panas.

Salju ringan menyelimuti ibu kota Kyiv pada hari Kamis, di mana suhunya turun di bawah titik beku.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Kasus Covid-19 Melonjak, Pemerintah Guangzhou Bangun Rumah Sakit Darurat

Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 (Freepik)

Pemerintah Kota Guangzhou di China selatan pada Jumat (18/11/2022) mulai mendirikan rumah sakit darurat dan tempat karantina dengan kapasitas hampir 250.000 tempat tidur di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Seperti diketahui, China sedang berjuang melawan wabah virus corona di banyak kota besar, termasuk Chongqing dan ibu kota Beijing, sembari mengambil langkah-langkah untuk mencoba meringankan beban kebijakan nol-Covid yang ketat.

Adapun, Guangzhou yang merupakan pusat manufaktur dengan populasi 19 juta orang, saat ini sedang berjuang melawan wabah terbesar di China, dengan kasus infeksi harian Covid-19 meningkat menjadi 8.761 kasus per 17 November.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua ke ZEE Jepang, ICBM Berpotensi Jangkau Daratan AS

Korea Utara telah meluncurkan rudal yang mendarat di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang pada Jumat (18/11/2022).

Menteri Pertahanan Jepang, Yasukazu Hamada mengatakan, senjata itu yang mencapai ketinggian 6.000 kilometer, mampu melakukan perjalanan sejauh 15.000 kilometer, artinya dapat menjangkau daratan Amerika Serikat (AS).

"Berdasarkan perhitungan dengan mempertimbangkan lintasan, rudal balistik kali ini dapat memiliki kemampuan jangkauan 15.000 kilometer, tergantung pada berat hulu ledaknya, dan jika demikian, berarti daratan AS berada dalam jangkauannya," kata Hamada sebagaimana dikutip The Guardian.

Hamada menyebut peluncuran itu sebagai tindakan sembrono yang mengancam Jepang serta kawasan dan komunitas internasional.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan selanjutnya menyebutkan bahwa kemungkinan senjata itu adalah rudal balistik antarbenua (ICBM).

Senjata itu diluncurkan sekitar pukul 10.15 waktu setempat, tambah Kementerian.

Baca juga: Korea Utara Diduga Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua ke Arah Timur

Senjata itu menempuh jarak 1.000 kilometer pada lintasan tinggi, dan mendarat sekitar 200 kilometer barat pulau Oshima-Oshima di prefektur utara Hokkaido, menurut pejabat Jepang.

AS dengan cepat mengecam peluncuran tersebut dan berjanji segera mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin keamanan daratannya dan sekutunya, Korea Selatan dan Jepang.

"Pyongyang harus segera menghentikan tindakan destabilisasi dan memilih keterlibatan diplomatik," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson sebagaimana dikutip AP News.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida juga memprotes keras provokasi Korea Utara.

Dia mengatakan AS, Jepang, dan Korea Selatan akan bekerja sama untuk menghentikan uji coba rudal Korea Utara.

"Kami secara alami mengajukan protes keras terhadap Korea Utara, yang telah mengulangi provokasinya dengan frekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata kepada wartawan di Thailand, di mana dia menghadiri pertemuan puncak Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

"Kami telah memberi tahu (Pyongyang) bahwa kami benar-benar tidak dapat mentolerir tindakan seperti itu," lanjut Kishida.

"Jepang, AS, dan Korea Selatan harus berkoordinasi erat untuk bekerja menuju denuklirisasi Korea Utara sepenuhnya."

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Susah Pasang Infus Suntik Mati, Eksekusi Napi Pembunuhan di AS Ini Dibatalkan

Eksekusi mati terhadap seorang napi kasus pembunuhan di Alabama, AS dibatalkan karena petugas kesulitan memasang infus untuk suntik mati.

Kenneth Eugene Smith (57) divonis mati karena melakukan pembunuhan terhadap Elizabeth Sennett pada tahun 1988 silam.

Eksekusi matinya dibatalkan pada Kamis (17/11/2022), tepat sebelum tenggat waktu tengah malam, karena petugas tidak dapat menemukan pembuluh darah yang cocok untuk menyuntikkan racun mematikan itu.

Dilansir AP News, Komisaris Pemasyarakatan Alabama, John Hamm, mengatakan petugas penjara mencoba selama sekitar satu jam untuk menghubungkan dua jalur intravena yang diperlukan ke tubuh Kenneth Eugene Smith.

Hamm mengaku petugas tidak berhasil memasang jalur kedua setelah mencoba di beberapa titik tubuh Smith.

Petugas kemudian mencoba jalur sentral, yang melibatkan kateter yang ditempatkan di pembuluh darah besar.

Ilustrasi hukuman mati bagi koruptor di Indonesia masih menjadi kontroversi, sedangkan 7 negara ini tak ragu beri hukuman gantung hingga pancung pada koruptor.
Ilustrasi hukuman mati - Eksekusi mati terhadap napi kasus pembunuhan di Alabama, AS dibatalkan karena petugas kesulitan memasang infus untuk suntik mati.. (Pixabay)

Baca juga: Seorang Pria di Kolombia Jalani Suntik Mati, Akui Ingin Kematiannya Bermartabat

"Kami tidak punya waktu untuk menyelesaikannya, jadi kami membatalkan eksekusinya," kata Hamm.

Ini adalah eksekusi kedua sejak September yang dibatalkan negara bagian karena kesulitan memasang jalur infus dengan tenggat waktu yang semakin dekat.

Eksekusi dibatalkan sekitar pukul 23:20 waktu setempat "karena kendala waktu akibat keterlambatan proses pengadilan", menurut Departemen Pemasyarakatan Alabama dalam sebuah pernyataan, lapor CNN.

Penundaan terjadi setelah banding terakhir Smith berfokus pada masalah dengan jalur intravena di dua suntikan mematikan terakhir yang dijadwalkan di Alabama.

Karena tenggat surat kematian habis pada tengah malam, negara harus kembali ke pengadilan untuk mencari tanggal eksekusi baru.

Smith dikembalikan ke selnya sebagai terpidana mati, kata seorang juru bicara pihak penjara.

Jaksa mengatakan, Smith adalah salah satu dari dua pria yang masing-masing dibayar $1.000 untuk membunuh Elizabeth Sennett atas perintah suaminya.

Dua pembunuh bayaran disewa suami Sennett karena terlilit hutang dan ingin mencairkan asuransi.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas