Pemilu Malaysia: Anwar Ibrahim Optimis Bisa Bergabung dengan BN untuk Kalahkan Muhyiddin Yassin
Anwar Ibrahim sekali lagi berambisi menjadi perdana menteri. Dengan bergabung dengan BN, ia optimis membentuk suara mayoritas di palemen.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pemilihan umum Malaysia untuk menentukan partai mana yang akan menjalankan pemerintahan untuk 5 tahun ke depan, gagal melahirkan pemenang.
Tidak ada partai atau koalisi yang berhasil meraih kursi mayoritas di parlemen.
Kini, koalisi yang bersaing harus bergabung demi mengalahkan koalisi yang lainnya.
Persaingan kini berpusat pada 3 koalisi utama, yakni koalisi Pakatan Harapan (PH) pimpinan Anwar Ibrahim, koalisi Perikatan Nasional (PN) pimpinan mantan PM Muhyiddin Yassin, dan koalisi Barisan Nasional (BN) pimpinan Ahmad Zahid Hamidi.
Pakatan Harapan unggul dengan 82 kursi, sedangkan Perikatan Nasional meraih 73 kursi.
Barisan Nasional jauh tertinggal dengan 30 kursi.
Baca juga: Tak Ada Pemenang di Pemilu Malaysia, Raja Beri Waktu Tambahan bagi Partai untuk Usulkan Calon PM
Dibutuhkan setidaknya 112 (50 persen+1) kursi di parlemen untuk membentuk pemerintahan.
Dilansir South China Morning Post, Anwar, pemimpin oposisi lama yang reformis, pada Senin pagi mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin dari Barisan Nasional (BN), blok yang dulunya kuat dan mengalami kemunduran besar dalam pemungutan suara terakhir.
Pakatan Harapan dan Barisan Nasional sebenarnya bertentangan secara diametris dalam ideologi, tetapi mereka sekarang tampaknya mau bekerja sama untuk menghentikan Muhyiddin menjadi perdana menteri.
Anwar Ibrahim mengatakan kemungkinan 'koalisi pemerintah' dengan BN
Anwar Ibrahim mengatakan dalam konferensi pers bahwa dia "sangat optimis" tentang pembentukan pemerintahan koalisi dengan BN.
"Ada konsensus mengenai pemerintahan dengan fokus pada ekonomi dan demi kepentingan rakyat," kata Anwar.
Ditanya siapa yang akan menjadi calon perdana menteri untuk aliansi yang diusulkan (PH-BN), Anwar mengatakan "untuk saat ini" dia akan menjadi calon.
Dalam jumpa pers itu juga disinggung masalah hukum pimpinan BN Ahmad Zahid Hamidi.
Sebelumnya, para kritikus BN menuduh bahwa Ahmad Zahid berharap kemenangan langsung BN di tempat pemungutan suara akan membantunya dalam upaya membuat jaksa membatalkan berbagai tuduhan korupsi terhadapnya.
Anwar menyebut berbagai kasus itu "tidak diangkat sama sekali" dalam berbagai pertemuan.
Muhyiddin mengklaim mendapat dukungan 'lebih dari 112 anggota parlemen'
Baca juga: Mahathir Kalah di Pemilu Malaysia, Kegagalan Pertama dalam Kurun Waktu 53 Tahun
Perikatan Nasional Muhyiddin mengatakan dalam sebuah pernyataan tepat setelah pukul 14.00 pada hari Senin bahwa mereka telah menyerahkan deklarasi undang-undang ke Istana Nasional.
Mereka mengklaim telah mendapatkan dari lebih dari 112 anggota parlemen yang mendukung Muhyiddin untuk menjadi perdana menteri berikutnya.
Pernyataan itu tidak merinci anggota parlemen siapa saja yang bersekutu dengan PN, yang memiliki 73 anggota parlemen.
Dua aliansi regional, Gabungan Rakyat Sabah dan Gabungan Parti Sarawak, pada hari Minggu menjanjikan dukungan untuk Muhyiddin.
Namun dengan dukungan mereka, Muhyiddin hanya akan mendapat dukungan dari 101 anggota parlemen, kurang dari 11 yang dibutuhkan untuk mayoritas parlementer sederhana.
Raja perpanjang deadline
Raja konstitusional Malaysia, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, pada Senin sore mengatakan dia akan memperpanjang batas waktu bagi partai politik untuk mengajukan calon perdana menteri hingga pukul 14.00 pada hari Selasa.
Raja awalnya mengarahkan para pemimpin partai untuk menyerahkan calon mereka pada pukul 14.00 pada hari Senin.
Sultan Abdullah, yang saat ini menjalani masa rotasi lima tahun sebagai raja, mengatakan dia memperpanjang tenggat waktu atas permintaan para pemimpin partai.
Dia mengunjungi area media di luar istana nasional di Kuala Lumpur tepat sebelum pukul 14:00 pada hari Senin, tetapi mengatakan dia tidak akan mengomentari situasi tersebut.
Sebagai raja, atau Yang di-Pertuan Agong, Sultan Abdullah memainkan sebagian besar peran seremonial dalam politik negara, meskipun meterai persetujuan terakhirnya diperlukan untuk berbagai penunjukan penting, termasuk perdana menteri.
Pada tahun 2020, ketika pemerintahan pemimpin veteran Mahathir Mohamad runtuh, Sultan Abdullah memilih Muhyiddin sebagai perdana menteri setelah mewawancarai 222 anggota parlemen untuk memutuskan siapa yang mendapat dukungan mayoritas.
Ketika blok Muhyiddin juga runtuh, dia memilih perdana menteri sementara saat ini, Ismail Sabri Yaakob.
Barisan Nasional penentu?
Para pemimpin BN pada Senin pagi bertemu dengan Anwar Ibrahim menjelang tenggat waktu bagi para pemimpin partai untuk menyatakan keadaan dukungan parlemen mereka.
Ikatan antara BN dan PH akan memberi mereka mayoritas sederhana untuk membentuk pemerintahan baru.
PH memenangkan 82 kursi dan BN memenangkan 30, cukup untuk meraih kursi minimal 112 untuk membentuk pemerintahan.
Kepala BN Ahmad Zahid Hamidi mengatakan dia akan meminta lebih banyak fleksibilitas selama tenggat waktu untuk memberikan pilihan perdana menteri kepada raja.
Keputusan apa pun hanya akan diambil setelah panitia perundingan selesai dan dewan tertinggi telah memberikan pengesahannya, kata Ahmad Zahid.
Semua kecuali empat dari 30 anggota parlemen BN hadir pada pertemuan tersebut, kata Ahmad Maslan dari BN secara terpisah di Twitter.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)