Pelaku Penembakan Enam Pekerja Walmart di Virginia AS Tewas Bunuh Diri
Aksi penembakan terjadi di pusat perbelanjaan Walmart di Sams Circle, Chesapeake, AS, mengakibatkan enam orang tewas pada Selasa malam.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Presiden AS Joe Biden pada Rabu (23/11/2022) menyebut penembakan terbaru di Virginia sebagai "tindakan kekerasan yang mengerikan dan tidak masuk akal". Biden juga menyinggung penembakan pada awal bulan ini yang menewaskan tiga mahasiswa di Universitas Virginia.
"Sekarang ada lebih banyak meja di seluruh negeri yang akan memiliki kursi kosong pada Thanksgiving ini," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Bing bekerja sebagai pegawai Walmart sejak 2010, posisi terakhirnya sebagai pemimpin tim di Walmart Supercenter, tak jauh dari Battlefield Boulevard di Chesapeake, sebuah kota berpenduduk sekitar 250.000 jiwa di selatan Norfolk.
Salah satu pegawai toko, Jessie Wilczewski, menceritakan kejadian selama insiden tersebut, dia bersembunyi di bawah meja dan penembak menodongkan pistol ke arahnya sambil berucap menyuruhnya pulang.
"Bahkan tidak terlihat nyata sampai Anda bisa merasakan pow-pow-pow. Anda bisa merasakannya. Awalnya saya tidak bisa mendengarnya karena saya kira suaranya sangat keras. Saya bisa merasakannya," kata pegawai toko itu.
Baca juga: Masa Lalu Tersangka Penembakan Massal di Klub Gay Colorado, Pernah Ditangkap karena Ancaman Bom
Penembakan berdarah pada Selasa menandai kekerasan senjata terbaru di Amerika Serikat, di mana rata-rata dua penembakan massal, yang didefinisikan sebagai insiden yang membunuh atau melukai empat orang atau lebih, terjadi setiap hari, menurut GunViolenceArchive.org.
Gubernur Virginia Glenn Youngkin, yang sudah menghadapi seruan untuk kebijakan dalam mengatasi kekerasan senjata setelah penembakan di Universitas Virginia, memerintahkan bendera di gedung-gedung lokal, negara bagian dan federal untuk dikibarkan setengah tiang.
Seorang perempuan bernama Kimberly Shupe mengabarkan bahwa putranya yang menjadi salah satu korban luka, Jalon Jones yang berusia 24 tahun, saat ini keadaannya stabil setelah mendapat luka tembak di telinga dan punggung. Jones mengatakan kepada Shupe bahwa manajernya bertingkah "aneh" pada malam itu dan "kemudian mulai menembak".
Dr Jessica Burgess, seorang ahli bedah yang merawat korban di rumah sakit Norfolk, mengatakan dia telah menghubungi seorang rekan di Colorado Springs dua hari sebelumnya untuk menawarkan bantuan atas insiden penembakan klub malam yang terjadi di kota itu. Burgess tidak menyangka kejadian serupa akan terjadi di Virginia.
"Jadi sangat mengecewakan bahwa saya sekarang berada di posisi yang sama dengan rekan-rekan saya dari seluruh negeri memeriksa saya dan tim saya. Kadang-kadang hanya ada begitu banyak yang bisa kita lakukan ketika cedera sudah terjadi," katanya.
Ini bukan penembakan massal pertama di Walmart, yang memiliki ribuan toko di seluruh Amerika Serikat.
Pada Agustus 2019, 23 orang tewas di Walmart di Kota El Paso, Texas, dekat perbatasan AS-Meksiko yang digambarkan sebagai tindakan terorisme domestik oleh penegak hukum. Itu juga menjadi serangan paling mematikan terhadap komunitas Hispanik di Amerika Serikat di zaman modern.
Walmart memberlakukan pembatasan baru pada penjualan senjata dan amunisi setelah penembakan pada 2019, seperti yang terjadi selama penembakan sebelumnya di tokonya.
"Berita yang menghancurkan tentang penembakan tadi malam di toko Chesapeake, VA kami di tangan salah satu rekan kami telah memukul keras keluarga Walmart kami," tulis Kepala Eksekutif Walmart Doug McMillon dalam sebuah postingan di LinkedIn pada Rabu.