Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menlu Rusia Sergey Lavrov Ingatkan Lagi Potensi Pecahnya Perang Nuklir

Menlu Rusia Sergey Lavrov kembali mengingatkan potensi pecahnya perang nuklir diawali perang konvensional di Ukraina.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Menlu Rusia Sergey Lavrov Ingatkan Lagi Potensi Pecahnya Perang Nuklir
Russia Today
Satu unit peluru kendali balistik antarbenua Sarmat (Setan) dipamerkan di Lapangan Merah Moskow, Rusia. Rudal Sarmat ini memiliki kemampuan membawa hulu ledak nuklir, jangkauannya antarbenua dan kecepatannya sulit dicegah rudal penangkis manapun. 

Jika mereka memilih untuk mengubah arah ini, Moskow akan bersedia membahas alternatif yang lebih baik.

3.       Peran NATO di Konflik Ukraina

Lavrov mengingatkan, negara-negara barat tidak boleh mengklaim mereka bukan peserta dalam perang Ukraina, mengingat semua yang telah mereka lakukan untuk Kiev.

“Kami mengambil objek infrastruktur, yang memungkinkan Anda memompa senjata mematikan ke Ukraina sehingga mereka dapat membunuh orang Rusia. Jadi jangan katakan AS dan NATO bukan bagian dari perang ini. Anda berpartisipasi di dalamnya secara langsung,” tegas Lavrov.

Selain mengirim senjata, anggota NATO melatih pasukan Ukraina baik di tanah mereka maupun di darat.

Ada sejumlah besar tentara bayaran yang terlibat, berbagi intelijen terbuka sementara sejumlah besar target yang diserang oleh Kiev dipilih penguasa barat dari rezim ini," katanya.

4.       Risiko Pecahnya Perang Nuklir

BERITA REKOMENDASI

Sergey Lavrov menyatakan, Rusia percaya setiap konflik bersenjata antara negara-negara nuklir harus dihindari dan mendesak negara-negara lain untuk mengambil sikap yang sama.

“Bahkan jika seseorang berencana untuk memulai perang dengan senjata konvensional, risikonya menjadi perang nuklir akan sangat besar,” jelasnya.

Dia menambahkan ini membuat klaim barat Rusia dapat menggunakan senjata pemusnah massal di Ukraina sangat memprihatinkan.

5.       Tanggapi Pernyataan Paus Fransiscus

Menlu Sergey Lavrov mengkritik Paus Franciscus karena membuat pernyataan kontroversial tentang Buryat dan Chechnya, dua dari banyak kelompok etnis di Rusia.


Kedua kelompok etnis ini bertugas di Angkatan Bersenjata Rusia, dan mengambil bagian dalam operasi militer khusus di Ukraina.

Klaim Paus yang menyatakan mereka sangat rentan bertindak brutal di medan perang, menurut Lavrov, aneh dan tidak Kristiani. Menurutnya pernyataan itu tidak membantu perdamaian di Ukraina dan reputasi Tahta Suci.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas