Ukraina Dakwa Para Pendeta Biara Kiev Pechersk Lavra Mendoakan Rusia
Otorotas keamanan Ukraina mendakwa sejumlah pendeta di Biara Kiev Pechersk Lavra atas tuduhan memuji dan mendukung agresi Rusia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Sejumlah pendeta Kristen Ortodoks dari Biara Kiev Pechersk Lavra didakwa atas kejahatan memuji Rusia.
Dakwaan itu sebagai hasil penggerebekan Dinas Rahasia Ukraina (SBU) Kamis pekan lalu ke biara yang dibangun sejak abad ke-11 itu.
Patriarkat Moskow menyatakan penggerebekan ke tempat para pendeta dan pusat kekristenan ortodoks Ukraina itu upaya mengintimidasi umat beriman.
SBU mengatakan telah menerima petunjuk pendeta dan beberapa “kaki tangannya" telah mengucapkan kata-kata pujian tentang Rusia selama kebaktian gereja.
Dikutip dari Russia Today, Jumat (2/12/2022), layanan keamanan dalam negeri Ukraina menetapkan ada fakta aktivitas ilegal melalui penyelidikan berikutnya.
Jaksa Kota Kiev akan menuntut para pendeta karena memberi pembenaran, pengakuan yang sah, atau penyangkalan agresi Rusia terhadap Ukraina.
Baca juga: Rusia Klaim Serangan terhadap Infrastruktur Vital Ukraina Sah secara Militer
Baca juga: Prancis Sudah Kehabisan Stok Senjata untuk Dikirim ke Ukraina
Baca juga: Menlu Latvia Desak NATO Izinkan Ukraina Serang Langsung Wilayah Rusia
“Mereka yang menunggu kebangkitan Ibu Rus (Rusia) selama perang skala penuh yang dilakukan Rusia melawan Ukraina perlu memahami ini merugikan kepentingan dan keamanan Ukraina,” kata Kepala SBU Vasily Malyuk.
“Kami tidak akan mengizinkan ekspresi seperti itu,” lanjutnya. Biara Kiev Pechersk Lavra dianggap situs Kristen Ortodoks paling terkemuka di Ukraina.
Saat ini dikelola Gereja Ortodoks Ukraina (UOC), yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Patriarkat Moskow awal tahun ini. Namun, Gereja Ortodoks Ukraina (OCU) skismatis juga mengklaim Lavra.
Agen SBU menggerebek biara pada 22 November, mengutip laporan biara itu digunakan untuk menyembunyikan tim penyabot, warga negara asing, senjata dan lain-lain untuk tujuan "kegiatan subversif dinas khusus Rusia".
Sebelum penggerebekan, OCU telah memposting video kebaktian di dalam Lavra, mengklaim himne tentang dentang lonceng yang membangkitkan "Bunda Rus" sama dengan "berdoa untuk Rusia".
Uskup UOC yang bertanggung jawab atas biara menolak tuduhan tersebut dan berjanji setia kepada Ukraina.
Sehari setelah penggerebekan, beberapa anggota parlemen Ukraina mengutipnya untuk mengusulkan pelarangan Gereja Ortodoks Rusia sebagai ancaman keamanan nasional.
Juru bicara Patriarkat Moskow Vladimir Legoyda menyebut serangan itu sebagai tindakan intimidasi, penganiayaan umat Ortodoks yang berlangsung sejak 2014, ketika kaum nasionalis yang didukung AS merebut kekuasaan di Kiev.