Ukraina Dakwa Para Pendeta Biara Kiev Pechersk Lavra Mendoakan Rusia
Otorotas keamanan Ukraina mendakwa sejumlah pendeta di Biara Kiev Pechersk Lavra atas tuduhan memuji dan mendukung agresi Rusia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Badan keamanan dalam negeri Ukraina, SBU, dianggap nyata-nyata melancarkan serangan yang menargetkan biara Kristen Ortodoks utama negara itu, Kiev Pechersk Lavra.
Di awal operasi, SBU mengatakan serangan dilakukan untuk mencegah “kegiatan subversif dari dinas khusus Rusia”.
Tujuannya adalah untuk "mencegah penggunaan Lavra sebagai sel 'dunia Rusia'", dan untuk memeriksa klaim biara digunakan untuk menyembunyikan anasir asing.
Media Ukraina telah menerbitkan rekaman mobil polisi dan petugas bersenjata yang berdiri di pintu masuk lingkungan bersejarah di ibu kota.
Kiev Pechersk Lavra menelusuri asal-usulnya hingga abad ke-11 dan dianggap sebagai situs Kristen paling menonjol di Ukraina, serta bagian warisan nasional yang berharga.
Kediaman kepala gereja, Metropolitan Onufriy, terletak di kompleks biara. Gereja memiliki ikatan bersejarah dengan Moskow, tetapi secara de facto telah merdeka sejak tahun 1990-an.
Setelah konflik bersenjata di Ukraina dimulai, ia secara simbolis menjauhkan diri dari induknya di Rusia dengan menghentikan semua penyebutan kepala Gereja Ortodoks Rusia dalam doa.
Gereja Ortodoks saingan Ukraina mengklaim biara harus setidaknya sebagian dikelola olehnya. Gereja tersebut diakui sah oleh Patriarki Konstantinopel pada 2018.
Langkah kontroversial itu menyebabkan perpecahan besar di dunia Ortodoks. Gereja Ortodoks Rusia menganggap para pendetanya sebagai skismatis.
Sementara sisi lain, himne Bunda Maria, sesungguhnya menyerukan persatuan Rusia, Ukraina dan Belarusia dalam iman mereka kepada Kristus, dan penyembahan kepada ibu-Nya.
Metropolitan Pavel, uskup yang bertanggung jawab atas Lavra, membantah klaim Gereja Ortodoks Ukraina mendoakan Rusia, dan ia berjanji setia kepada Ukraina dan kepemimpinannya.
Dia menyebut himne itu sebagai lagu sekuler dan mengatakan pendeta yang terlibat dalam insiden itu telah didisiplinkan.
Ukraina telah lama mengalami ketegangan agama, dengan beberapa entitas yang tidak diakui dan semi-diakui mengklaim sebagai Gereja Ortodoks Ukraina sejati.
Entitas yang memisahkan diri didirikan pada 2018 dengan bantuan aktif dari otoritas negara dan presiden saat itu Pyotr Poroshenko.
Entitas itu diakui sebagai gereja yang sah oleh Patriarki Konstantinopel dalam langkah kontroversial, yang sekali lagi menyebabkan perpecahan besar di dunia Kristen Ortodoks.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)