Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Dakwa Para Pendeta Biara Kiev Pechersk Lavra Mendoakan Rusia

Otorotas keamanan Ukraina mendakwa sejumlah pendeta di Biara Kiev Pechersk Lavra atas tuduhan memuji dan mendukung agresi Rusia.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Ukraina Dakwa Para Pendeta Biara Kiev Pechersk Lavra Mendoakan Rusia
AFP/DIMITAR DILKOFF
Foto ini diambil pada 18 Oktober 2022, menunjukkan pendeta Ortodoks Semion berjalan di halaman gereja Svyato-Preobrazhens?kyy di kota Izyum, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. - Lima minggu setelah pembebasan kota kecil di timur Ukraina, pertempuran lain sedang berlangsung, dengan armada peralatan konstruksi dan pekerja, untuk membangun kembali apa yang tersisa dari infrastruktur dan menghapus stigma pendudukan Rusia secepat mungkin. (Photo by Dimitar DILKOFF / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Sejumlah pendeta Kristen Ortodoks dari Biara Kiev Pechersk Lavra didakwa atas kejahatan memuji Rusia.

Dakwaan itu sebagai hasil penggerebekan Dinas Rahasia Ukraina (SBU) Kamis pekan lalu ke biara yang dibangun sejak abad ke-11 itu.

Patriarkat Moskow menyatakan penggerebekan ke tempat para pendeta dan pusat kekristenan ortodoks Ukraina itu upaya mengintimidasi umat beriman.

SBU mengatakan telah menerima petunjuk pendeta dan beberapa “kaki tangannya" telah mengucapkan kata-kata pujian tentang Rusia selama kebaktian gereja.

Dikutip dari Russia Today, Jumat (2/12/2022), layanan keamanan dalam negeri Ukraina menetapkan ada fakta aktivitas ilegal melalui penyelidikan berikutnya.

Jaksa Kota Kiev akan menuntut para pendeta karena memberi pembenaran, pengakuan yang sah, atau penyangkalan agresi Rusia terhadap Ukraina.

Baca juga: Rusia Klaim Serangan terhadap Infrastruktur Vital Ukraina Sah secara Militer

Baca juga: Prancis Sudah Kehabisan Stok Senjata untuk Dikirim ke Ukraina

Baca juga: Menlu Latvia Desak NATO Izinkan Ukraina Serang Langsung Wilayah Rusia

“Mereka yang menunggu kebangkitan Ibu Rus (Rusia) selama perang skala penuh yang dilakukan Rusia melawan Ukraina perlu memahami ini merugikan kepentingan dan keamanan Ukraina,” kata Kepala SBU Vasily Malyuk.

Berita Rekomendasi

“Kami tidak akan mengizinkan ekspresi seperti itu,” lanjutnya. Biara Kiev Pechersk Lavra dianggap situs Kristen Ortodoks paling terkemuka di Ukraina.

Saat ini dikelola Gereja Ortodoks Ukraina (UOC), yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Patriarkat Moskow awal tahun ini. Namun, Gereja Ortodoks Ukraina (OCU) skismatis juga mengklaim Lavra.

Agen SBU menggerebek biara pada 22 November, mengutip laporan biara itu digunakan untuk menyembunyikan tim penyabot, warga negara asing, senjata dan lain-lain untuk tujuan "kegiatan subversif dinas khusus Rusia".

Sebelum penggerebekan, OCU telah memposting video kebaktian di dalam Lavra, mengklaim himne tentang dentang lonceng yang membangkitkan "Bunda Rus" sama dengan "berdoa untuk Rusia".

Uskup UOC yang bertanggung jawab atas biara menolak tuduhan tersebut dan berjanji setia kepada Ukraina.

Orang-orang melihat asap hitam tebal membubung dari kebakaran di jembatan Kerch yang menghubungkan Krimea ke Rusia, setelah sebuah truk meledak, dekat Kerch, pada 8 Oktober 2022. - Moskow mengumumkan pada 8 Oktober 2022 bahwa sebuah truk meledak memicu kebakaran besar dan merusak jembatan kunci Kerch -- yang dibangun sebagai satu-satunya jalur darat Rusia dengan Krimea yang dicaplok -- dan berjanji akan menemukan pelakunya, tanpa segera menyalahkan Ukraina. (Photo by Roman DMITRIYEV / AFP)
Orang-orang melihat asap hitam tebal membubung dari kebakaran di jembatan Kerch yang menghubungkan Krimea ke Rusia, setelah sebuah truk meledak, dekat Kerch, pada 8 Oktober 2022. - Moskow mengumumkan pada 8 Oktober 2022 bahwa sebuah truk meledak memicu kebakaran besar dan merusak jembatan kunci Kerch -- yang dibangun sebagai satu-satunya jalur darat Rusia dengan Krimea yang dicaplok -- dan berjanji akan menemukan pelakunya, tanpa segera menyalahkan Ukraina. (Photo by Roman DMITRIYEV / AFP) (AFP/ROMAN DMITRIYEV)

Sehari setelah penggerebekan, beberapa anggota parlemen Ukraina mengutipnya untuk mengusulkan pelarangan Gereja Ortodoks Rusia sebagai ancaman keamanan nasional.

Juru bicara Patriarkat Moskow Vladimir Legoyda menyebut serangan itu sebagai tindakan intimidasi, penganiayaan umat Ortodoks yang berlangsung sejak 2014, ketika kaum nasionalis yang didukung AS merebut kekuasaan di Kiev.

Badan keamanan dalam negeri Ukraina, SBU, dianggap nyata-nyata melancarkan serangan yang menargetkan biara Kristen Ortodoks utama negara itu, Kiev Pechersk Lavra.

Di awal operasi, SBU mengatakan serangan dilakukan untuk mencegah “kegiatan subversif dari dinas khusus Rusia”.

Tujuannya adalah untuk "mencegah penggunaan Lavra sebagai sel 'dunia Rusia'", dan untuk memeriksa klaim biara digunakan untuk menyembunyikan anasir asing.

Media Ukraina telah menerbitkan rekaman mobil polisi dan petugas bersenjata yang berdiri di pintu masuk lingkungan bersejarah di ibu kota.

Kiev Pechersk Lavra menelusuri asal-usulnya hingga abad ke-11 dan dianggap sebagai situs Kristen paling menonjol di Ukraina, serta bagian warisan nasional yang berharga.

Kediaman kepala gereja, Metropolitan Onufriy, terletak di kompleks biara. Gereja memiliki ikatan bersejarah dengan Moskow, tetapi secara de facto telah merdeka sejak tahun 1990-an.

Setelah konflik bersenjata di Ukraina dimulai, ia secara simbolis menjauhkan diri dari induknya di Rusia dengan menghentikan semua penyebutan kepala Gereja Ortodoks Rusia dalam doa.

Gereja Ortodoks saingan Ukraina mengklaim biara harus setidaknya sebagian dikelola olehnya. Gereja tersebut diakui sah oleh Patriarki Konstantinopel pada 2018.

Langkah kontroversial itu menyebabkan perpecahan besar di dunia Ortodoks. Gereja Ortodoks Rusia menganggap para pendetanya sebagai skismatis.

Sementara sisi lain, himne Bunda Maria, sesungguhnya menyerukan persatuan Rusia, Ukraina dan Belarusia dalam iman mereka kepada Kristus, dan penyembahan kepada ibu-Nya.

Metropolitan Pavel, uskup yang bertanggung jawab atas Lavra, membantah klaim Gereja Ortodoks Ukraina mendoakan Rusia, dan ia berjanji setia kepada Ukraina dan kepemimpinannya.

Dia menyebut himne itu sebagai lagu sekuler dan mengatakan pendeta yang terlibat dalam insiden itu telah didisiplinkan.

Ukraina telah lama mengalami ketegangan agama, dengan beberapa entitas yang tidak diakui dan semi-diakui mengklaim sebagai Gereja Ortodoks Ukraina sejati.

Entitas yang memisahkan diri didirikan pada 2018 dengan bantuan aktif dari otoritas negara dan presiden saat itu Pyotr Poroshenko.

Entitas itu diakui sebagai gereja yang sah oleh Patriarki Konstantinopel dalam langkah kontroversial, yang sekali lagi menyebabkan perpecahan besar di dunia Kristen Ortodoks.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas