Dijauhi karena Perang Ukraina, Orang Rusia Berlibur di Pulau Venezuela
Beberapa orang Rusia berlibur ke Pulau Venezuela setelah dijauhi karena perang di Ukraina.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Daryono
Para pelancong tidak meninggalkan hotel mereka tanpa pemandu.
Dolgova mengatakan dia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Venezuela setelah mengesampingkan Mesir, yang telah dia kunjungi dua kali, dan di mana dia mengatakan perlakuan terhadap Rusia telah berubah sejak dimulainya perang.
Lebih lanjut, Presiden Nicolas Maduro melihat pariwisata sebagai senjata rahasia untuk merevitalisasi ekonomi yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lemah setelah bertahun-tahun hiperinflasi dan mata uang terjun bebas.
Dia telah menandatangani kesepakatan dengan Rusia, sekutu yang kuat, untuk menerima sekitar 100.000 turis pada 31 Desember.
Lonjakan pariwisata ini berdampak langsung pada ekonomi pulau itu, kata Viviana Vethencourt, presiden Kamar Pariwisata untuk negara bagian Nueva Esparta, yang meliputi Isla de Margarita dan dua pulau lainnya.
Dia mengatakan tidak ada statistik, tetapi perbaikan perlahan terlihat.
Bagi pramuniaga Nacarid, yang menjual perhiasan dan pakaian pantai, barang laku, tapi tidak seperti sebelumnya saat pulau itu ramai dengan pengunjung dari Eropa dan Amerika Serikat (AS).
"Mereka penawar," keluhnya, saat salah satu turis Rusia meyakinkannya untuk membagi dua harga suatu barang.
Dimitri Bobkov, 31, seorang profesor universitas, mencoba menari diiringi suara merengue yang menggelegar dari radio saat rombongan tur berhenti di pom bensin.
Dia telah mengunjungi makam ikon sosialis Hugo Chavez dan bermain sepak bola dengan anak-anak di daerah kumuh.
"Di sini, saya suka orang-orangnya, makanannya, alamnya, iklimnya. Saya mungkin akan mengingat ini selama sisa hidup saya," kata Bobkov.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)