Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arab Saudi Belanja Persenjataan dari China Senilai Rp 62,5 Triliun

Pemerintah Arab Saudi memborong sejumlah senjata perang buatan China senilai 4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 62,5 triliun

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Arab Saudi Belanja Persenjataan dari China Senilai Rp 62,5 Triliun
Middle East Monitor/Ahmad Farwan/Flickr
Latihan perang tentara Arab Saudi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Di tengah meningkatnya ketegangan antara Riyadh dan Washington, Pemerintah Arab Saudi memborong sejumlah senjata perang buatan China senilai 4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 62,5 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.635 per dolar AS.

Pembelian senjata itu dilakukan setelah  angkatan udara China menggelar pameran penerbangan dan Dirgantara Internasional ke-14, Zhuhai Airshow, pada 8 November lalu.

Namun berita terkait pembelian senjata ini baru diketahui publik pada hari ini tepatnya saat presiden Xi Jinping mengunjungi Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud.

Kunjungan  yang diselenggarakan pada Rabu (7/12/2022) hingga Sabtu (10/12/2022) dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi China-Arab dan Dewan Kerja Sama China-Negara Teluk (GCC).

Pemerintah Arab Saudi maupun China hingga kini belum mengungkap senjata apa saja yang telah di borong Riyadh.

Menurut SCMP senjata yang dibeli Saudi dari China diperkirakan sama seperti senjata yang dibeli Arab pada tahun lalu yakni  pesawat nirawak atau drone.

Berita Rekomendasi

Arab Saudi kabarnya juga turut memboyong pesawat TB001 yang digunakan tentara pembebasan rakyat (PLA) untuk berpatroli di dekat Taiwan tahun ini.

Baca juga: Video Arab Saudi Sambut Presiden China Xi Jinping dengan Meriah dan Mewah, Beda dengan Joe Biden

Serta sistem berbasis laser anti-drone Silent Hunter dan sejumlah rudal balistik anti-kapal YJ-21 yang mampu menjangkau musuh dengan jarak lebih dari 2 ribu kilometer.

Sejumlah pengamat mengatakan pembelian senjata itu bahkan lebih besar dibanding kesepakatan senjata kedua negara sebelumnya.

Pembelian senjata juga menunjukkan bahwa hubungan Riyadh dengan Beijing saat ini tengah terjalin harmonis, sebagai informasi aktivitas jual beli senjata seperti ini sebelumnya telah terjalin sejak akhir 1980-an tepatnya setelah kedua negara mengadakan pertemuan resmi pertama mereka.

Namun aktivitas jual beli senjata antara China dan Saudi sendiri mulai intens saat memasuki tahun 1990.

Baca juga: Xi Jinping Bakal Saksikan Penandatanganan Kontrak Triliunan di Arab Saudi

Menurut Stockholm International Peace Research Institute, kesepakatan senjata yang pertama kali dilakukan dengan melakukan pembelian 50 rudal nuklir jarak menengah DF-3.

Pembelian ini kemudian berlanjut hingga Riyadh memborong 54 senjata self-propelled PLZ-45 pada tahun 2007, serta lima drone CH-4B pada tahun 2014 dan lebih dari 30 Wing Loong-1 dan 2 kendaraan udara tak berawak bersenjata (UAV) pada tahun 2014 dan 2017.

Kemesraan ini sayangnya telah memicu gejolak panas dengan pemerintah Amerika, terlebih hubungan Washington dan Riyadh kini tengah berseteru dan mulai merenggang akibat sengketa minyak OPEC+ baru-baru ini yang memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per tahun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas