TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengklaim tentara Ukraina yang tewas tidak mati sia-sia dalam perang melawan Rusia.

Ia menyebutnya sebagai pengorbanan demi mempertahankan kedaulatan Ukraina.

"Rakyat kami tidak mengorbankan nyawa mereka dengan sia-sia," kata Zelensky dalam wawancara dengan Sky News yang diterbitkan Minggu (1/12/2024).

Pernyataan itu ia sampaikan ketika ditanya oleh kepala koresponden Sky News, Stuart Ramsay, apakah ia percaya bahwa orang-orang Ukraina yang tewas selama konflik tersebut telah mengorbankan hidup mereka tanpa imbalan apa pun.

"Salah jika berpikir demikian. Mereka sudah menjadi pemenang," imbuhnya.

Pengorbanan tersebut memungkinkan Ukraina untuk mendapatkan bantuan dari para pendukung Baratnya dan akhirnya mencegah Moskow mencapai tujuannya, menurut pemimpin Ukraina tersebut.

"Mereka tidak hanya melaksanakan tugas pribadi tetapi juga tugas konstitusional untuk membela negara mereka," ujar presiden Ukraina.

"Seandainya rakyat Ukraina tidak ... mengorbankan nyawa dan kenyamanan mereka pada bulan Februari 2022, ketika Rusia melancarkan serangannya terhadap Ukraina, kami mungkin segera menyerah kepada Rusia," lanjutnya.

"Tidak seorang pun akan membantu kami saat itu," katanya, yang tampaknya merujuk pada para pendukung Ukraina dari Barat.

Presiden Ukraina itu juga mengakui bahwa jika Ukraina kehilangan dukungan dari AS dan sekutunya, maka mereka akan kehilangan segalanya.

“Senjata terpenting (kita) adalah rakyat kita,” kata Zelensky.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1012: Militer Ukraina Rilis Daftar Kerugian Rusia

Pemimpin Ukraina itu juga mengecam para pemimpin dunia yang bersedia berbicara dengan Rusia. 

Zelensky mengklaim mereka hanya melakukannya demi ketenaran internasional karena mereka ingin tampil di halaman depan media.

Ia membandingkan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan membuka kotak Pandora yang dapat merusak persatuan Barat di balik perjuangan Ukraina.

"Beberapa pemimpin dunia takut pada Putin. Ketika mereka takut, mereka mulai berkomunikasi dengan masyarakat mereka dan memecah belah masyarakat mereka," katanya. 

Pemimpin Ukraina itu menyebut presiden Rusia sebagai binatang tanpa nilai-nilai kemanusiaan yang kita miliki bersama.

Ia juga mengklaim Ukraina harus setingkat dengan Rusia dalam hal kekuatan atau bahkan lebih kuat agar perundingan perdamaian dapat dimulai dengan sungguh-sungguh. 

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina