Klaim Takkan Gunakan Nuklir, Putin Akui Perang di Ukraina Bisa Berubah Jadi Proses Jangka Panjang
Berbicara kepada anggota dewan hak asasi manusia pada Rabu (7/12/2022), Putin mengklaim Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie

Bantah desersi massal
Putin juga membantah tentara Rusia menderita desersi massal di Ukraina, yang dipicu kondisi buruk dan moral yang rendah.
Pernyataan ini dikeluarkan menyusul laporan media independen Rusia tentang kamp penjara rahasia di Donbas .
Dikatakan puluhan tentara menolak berperang telah ditahan dalam kondisi sangat buruk.
"Apakah ada orang yang meninggalkan pos tempur mereka? Ya, itu terjadi," ucapnya.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Kunjungi Jembatan Kerch Krimea yang Dibom Oktober 2022
"(Tapi), sekali lagi saya ulangi tidak ada kasus seperti itu (desersi)," tegasnya.
Penggunaan senjata nuklir
Pada kesempatan itu, Putin juga menjawab pertanyaan tentang potensi perang nuklir.
Menurut Putin, semakin besar kemungkinannya karena konflik dengan Barat.
"Ancaman ini meningkat, saya tidak bisa menyangkalnya," kata Putin.
Dia menambahkan bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir lebih dahulu.
"Kami belum gila, kami sadar apa itu senjata nuklir," papar Putin.
Baca juga: Tolak Diplomasi AS, Vladimir Putin Targetkan Infrastruktur Energi Ukraina sebagai Serangan Balasan

"Kami memiliki sarana ini, dan mereka lebih maju dan modern daripada negara nuklir lainnya," tuturnya.
"Kami tidak akan mengayunkan senjata ini seperti pisau cukur," tambahnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)