Angela Merkel Ungkap Skenario di Balik Perjanjian Minsk 2014-2015
Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel mengonfirmasi Perjanjian Minsk 2014 adalah taktik memberi Ukraina waktu untuk memperkuat militernya hadapi Rusia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Mantan Kanselir Jerman Angela Merkal membeberkan apa skenario di balik Perjanjian Minsk 2014-2015.
Jerman dan Prancis menjadi garantor atau penjamin di balik kesepakatan Ukraina-Rusia guna menyelesaikan konflik di wilayah Donbass.
Inti kesepakatan Minsk ini adalah menempatkan wilayah Luganks dan Donetz sebagai daerah otonom khusus di bawah kedaulatan negara Ukraina.
Wilayah yang mayoritas berbahasa dan berbudaya Rusia ini angkat senjata menyusul kudeta Maidan 2014 di Kiev. Mereka menolak tunduk pada pemerintah Kiev.
Angela Merkel mengungkapkan perjanjian Minsk itu sesungguhnya tipuan dan dimaksudkan memberi waktu bagi Ukraina untuk memperkuat militernya.
Baca juga: Angela Merkel Ulangi Sikapnya Tak Ingin Ukraina Masuk NATO
Baca juga: Angela Merkel: Gorbachev Mengubah Hidup Saya
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Zeit yang diterbitkan Rabu (7/12/2022), Merkel mengatakan protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis adalah tipuan.
Ukraina diberi kesempatan menjadi lebih kuat sebagaimana dibuktikan di medan perang sekarang.
Dia merujuk pada dokumen pertama dari dua dokumen yang dikenal secara kolektif sebagai Perjanjian Minsk yang dirancang membantu Kiev berdamai dengan pemberontak di timur.
Ini pernyataan pertama Merkel, yang secara jelas mengonfirmasi fakta-fakta di balik penyebab konflik Ukraina sekarang ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menyebut pernyataan Merkel itu jawaban atas sikap bermuka dua pemerintah Berlin mengenai konflik di Ukraina.
Berlin dan selanjutnya barat, menurut Zakharova tidak pernah bermaksud mengimplementasikan Perjanjian Minsk.
AS dan sekutunya menurut Zakharova, berpura-pura mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung peta jalan menuju perdamaian Ukraina, sambil memompa senjata ke Ukraina.
Mereka kata Zakharova, mengabaikan semua kejahatan yang dilakukan rezim Kiev, demi serangan yang menentukan terhadap Rusia.
Dalam wawancara Zeit, Merkel menyatakan Rusia dapat dengan mudah menyerbu pasukan Ukraina pada 2015.
Dia meragukan negara-negara NATO dapat melakukan sebanyak yang mereka lakukan sekarang pada masa itu.
Bagian kedua Perjanjian Minsk ditandatangani pada Februari 2015 di tengah kekalahan militer yang diderita pasukan Ukraina, yang berusaha membubarkan milisi Donbass.
Deskripsi Merkel tentang perjanjian tersebut sesuai pernyataan mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko, yang selama masa jabatannya perjanjian itu ditandatangani.
Poroshenko pada Agustus 2015, menyatakan kesepakatan damai adalah tipu muslihat untuk memberikan waktu kepada pemerintahnya untuk membangun militer.
Dia mengatakan hal yang sama kepada audiens barat pada Juni 2022. Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022 sebagai jawaban atas kegagalan Protokol Minsk.
Kremlin mengakui Republik Donbass sebagai negara merdeka, yang sejak itu memilih untuk bergabung dengan Rusia bersama wilayah Kherson dan Zaporozhye.
Rusia juga menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer barat mana pun.
Merkel mengungkapkan dalam wawancaranya, Perjanjian Minsk memang bukanlah upaya untuk membangun perdamaian di Ukraina yang dilanda perang.
Wanita itu membenarkan tesis banyak kalangan tentang perang Ukraina, dia (Jerman) tidak melakukan apa pun untuk perdamaian di Eropa.
Sebaliknya, mencoba yang terbaik untuk mengobarkan perang melawan Rusia sebanyak mungkin di wilayah Ukraina dan membayar dengan nyawa orang Ukraina.
Menurut Merekal, pengenalan aksesi NATO ke Ukraina dan Georgia, yang dibahas pada 2008, langkah keliru.
Negara-negara itu tidak memiliki prasyarat yang diperlukan untuk ini, juga tidak sepenuhnya memahami apa konsekuensi keputusan itu.
“Perjanjian Minsk tahun 2014 merupakan upaya untuk memberikan waktu kepada Ukraina,” kata Angela Merkel.
Ukraina menurut Merkel akhirnya menggunakan waktu ini untuk menjadi lebih kuat, seperti yang bisa dilihat hari-hari ini.
“Ukraina 2014/15 bukanlah Ukraina hari ini. Contoh ilustrasinya adalah pertempuran untuk Debaltseve,” beber Merkel.
“Di awal tahun 2015, Putin bisa dengan mudah mengungguli mereka saat itu. Saya sangat meragukan negara-negara NATO dapat melakukan sebanyak yang mereka lakukan hari ini untuk membantu Ukraina,” lanjutnya.
Perjanjian Minsk 2014/2015 mengatur gencatan senjata, penarikan senjata berat dari garis kontak, serta reformasi konstitusi.
Elemen kuncinya adalah desentralisasi dan adopsi undang-undang tentang status khusus distrik tertentu dari wilayah Donetsk dan Luhansk.
Namun, rencana ini tidak pernah dilaksanakan oleh rezim Kiev. Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan, pernyataan Merkel bisa dijadikan bukti kejahatan yang dilakukan barat.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.