Ratusan Polisi Kosovo Banjiri Kota Basis Etnis Serbia di Mitrovica
Ratusan polisi Kosovo yang pro-Albania dikerahkan ke kota basis etnis Serbia di Mitrovica. Konflik Kosovo-Serbia masih tensi tinggi.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, PRISTINA – Ratusan polisi yang setia kepada otoritas etnis Albania di Pristina, Kosovo, dikerahkan pada Kamis malam di bagian utara Kosovska Mitrovica, kota mayoritas Serbia di utara provinsi Kosovo yang memisahkan diri.
Pemerintah di Beograd menggambarkan tindakan itu sebagai tindakan ilegal dan bagian dari rangkaian pelanggaran terhadap warga Serbia setempat.
Antara 300-350 personil, termasuk pasukan khusus bersenjata berat dengan perlengkapan perang lengkap dan kendaraan lapis baja, memasuki Kosovska Mitrovica sekitar pukul 20.30 dan menduduki seluruh kota.
Klaim informasi disampaikan Petar Petkovic, komisaris pemerintah Serbia untuk Kosovo , kepada wartawan pada konferensi pers sesaat sebelum tengah malam.
Kehadiran petugas ini dinilainya ilegal berdasarkan kesepakatan 2013 yang mengatur hubungan antara Beograd dan Pristina.
Baca juga: Konflik Serbia dan Kosovo Memanas, Buntut Kebijakan Pelat Nomor Kendaraan
Baca juga: Sejarah Panjang Konflik Kosovo-Serbia, Perang Berhenti Diintervensi NATO
Baca juga: Mantan Pejabat Era Trump Salahkan AS Terkait Krisis Serbia-Kosovo
Petkovic menyalahkan Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti karena berusaha memprovokasi kekerasan secara sembrono.
"Semua orang tahu itu dengan sangat baik, tapi bermain bodoh dan membiarkan Kurti memulai tindakan berbahaya ini, dengan tujuan mengubur Perjanjian Brussel," katanya.
Petkovic menunjukkan serangan Mitrovica terjadi pada hari yang sama ketika polisi Kosovo menyita 42.000 liter anggur dari kilang anggur keluarga Serbia di Velika Hoca.
Mereka sebelumnya menawarkan denda atas tuduhan penggelapan pajak – dan sehari setelah petugas bersenjata berat melecehkan anak-anak dan staf di taman kanak-kanak Leposavic.
“Sepertinya semua yang dilakukan orang Serbia harus diserang dan dihukum,” kata Petrovic.
Atas situasi ini, Serbia mulai mempertimbangkan pengembalian hingga 1.000 personel keamanan ke provinsi itu, yang berhak dilakukannya sejak 1999, di bawah Resolusi Dewan Keamanan PBB 1244.
Petkovic memperingatkan orang-orang di barat yang tugasnya menjaga Kurti agar memahami Presiden Serbia Aleksandar Vucic serius ketika mengatakan Serbia tidak akan membiarkan pogrom lagi di Kosovo.
Sebuah pernyataan dari Pristina mengatakan polisi Kosovo berhak untuk mengendalikan situasi keamanan dan menegakkan hukum di seluruh negeri.
Pengiriman pasukan ke Mitrovica adalah bagian tindakan yang diperlukan, masuk akal dan sah untuk menegakkan hukum dan keputusan negara bagian Kosovo.
Juru bicara polisi daerah Besim Hoti mengatakan kepada harian Politika, tidak ada alasan untuk khawatir dan pengerahan itu pencegahan untuk memastikan keamanan etnis Albania di kota mayoritas Serbia itu.
Pasukan NATO menguasai Kosovo setelah membom Serbia selama 78 hari pada 1999. Etnis Albania di Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008, yang ditolak Beograd.
Ketegangan saat ini dimulai pada akhir Juli, ketika Kurti mengumumkan larangan pelat nomor Serbia, mengutip Perjanjian Brussel.
Serbia keberatan, dengan mengatakan dia telah gagal melaksanakan salah satu ketentuan dalam dokumen tersebut.
Pristina meredakan tensi perlawanan di bawah tekanan dari AS dan UE, tetapi Presiden Serbia Vucic mengatakan ada banyak kesulitan di masa depan.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)